Suara.com - Badan Pemenangan Nasional atau BPN Prabowo - Sandiaga menilai ada kejanggalan terkait banyaknya Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau petugas KPPS yang meninggal dunia saat melaksanakan tugas dalam Pemilu 2019.
Direktur Relawan BPN Prabowo - Sandiaga, Ferry Mursyidan Baldan meminta agar kejanggalan tersebut dapat diungkap. Salah satu caranya ialah dengan melakukan autopsi terhadap jenazah petugas KPPS yang gugur.
"Kami juga meminta untuk dilakukan autopsi karena ada kejanggalan. Autopsi terhadap petugas KPPS karena kita tidak mau biarkan. Bukan soal siapa pun dia, tapi kita tidak ingin ada kejanggalan yang kita biarkan," kata Ferry saat memberi sambutan dalam acara Deklarasi Kemenangan Prabowo - Sandiaga dari Alumni SMA se-Jakarta Raya di Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2019).
Ia sebelumnya juga merasa heran soal banyaknya korban jiwa dari petugas KPPS dalam pelaksanaan Pemilu 2019.
"Kesedihan kita semua adalah, bayangkan bom Bali saja hanya 200 orang. Ini bom pemilu kok sampai 474, hampir 500, bayangkan apa yang terjadi?" ujar Ferry.
Diketahui, berdasarkan data terbaru Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, hingga Kamis (2/5/2019) menunjukkan sebanyak 412 petugas KPPS di beberapa daerah di Indonesia meninggal dunia karena kelelahan saat bertugas di Pemilu 2019. Data tersebut bertambah dari sebelumnya 382 orang dinyatakan meninggal dunia.
Sekretaris Jenderal KPU, Arif Rahman Hakim mengatakan, hingga pukul 20.00 WIB total sebanyak 412 orang petugas dikabarkan meninggal dunia dan 3.658 orang sakit. Jumlah tersebut tersebar di 30 provinsi.
"Update data per 2 Mei pukul 20.00 WIB, wafat 412, sakit 3.658. Total 4.070 tertimpa musibah," ujar Arif saat dikonfirmasi, Kamis (2/5/2019).
Baca Juga: Coblos Surat Suara di Banten, 3 KPPS dan Saksi Capres Jadi Tersangka
Berita Terkait
-
Pemilu Telan Ratusan Jiwa, Fadli Zon: Dulu Kerja Paksa Tak Sampai Meninggal
-
Pasca Pemilu, Aliran Modal Asing Tembus Rp 131,1 Triliun
-
BPN Bantah Prabowo Batal Jenguk Ani Gegara AHY Diajak Jokowi ke Istana
-
Coblos Surat Suara di Banten, 3 KPPS dan Saksi Capres Jadi Tersangka
-
Banyak Kesalahan Input Data, Fadli Zon Cek Proses Situng KPU RI
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal