Suara.com - Dugaan pindah haluan dicecarkan pada Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga dari Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.
Ia mengakui, banyak orang mengira dirinya sudah keluar dari barisan pendukung Prabowo, tetapi menurutnya, hal itu tidak benar.
Ferdinand Hutahaean menampik tuduhan itu dan hingga kini terus menyuarakan dukungannya untuk paslon 02 Prabowo-Sandiaga di Twitter.
Salah satu bantahannya ia cuitkan pada Rabu (15/5/2019). Dirinya mengaku hanya bisa tertawa melihat banyaknya orang yang melontarkan tudingan tersebut.
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat itu juga mengungkapkan, orang-orang yang mengiranya berhenti mendukung Prabowo tak mengetahui kejadian yang tampaknya tak tersorot media.
Ia juga mengaku masih setia pada kubu 02, dan masukannya bahkan dijadikan pilihan strategi.
"Banyak yang bilang, Ferdinand Hutahaean berubah, tidak lagi dukung Prabowo. Saya harus tertawa, mereka yang ngomong itu tak tahu yang terjadi apa di balik semua ini.
Alhamdulillah, saya hingga saat ini masih berdiri mendukung Prabowo-Sandi dan masukan saya menjadi pilihan strategi," cuit Ferdinand Hutahaean.
Sebelumnya, Ferdinand Hutahaean telah membocorkan diskusi internal terkait perolehan suara paslon 02. Berdasarkan keterangannya, dikutip Suara.com dari program CNN Indonesia Prime News, Minggu (12/5/2019), perolehan suara Prabowo-Sandi menurut Partai Demokrat bukan 62 persen.
Baca Juga: Bukan 62 Persen, Ferdinand Bocorkan Perolehan Suara Prabowo di Demokrat
"Jadi memang di internal kami itu ada diskusi bagaimana memperkuat kemenangan Pak Prabowo, tetapi karena di kami, di internal itu, agak meragukan klaim 62 persen, karena di internal kami itu Pak Prabowo itu menang bukan 62, tapi di range antara 54 sampai 56 persen," jelas Ferdinand Hutahaean.
"Sebetulnya ini diskusi internal, tapi keburu meletup di luar karena cuitan kolega kami di partai, tetapi enggak apa-apa," sambungnya.
Ia membenarkan bahwa tim internalnya sempat mempertanyakan asal data perolehan suara 62 persen untuk Prabowo-Sandi itu, seperti yang telah diungkap Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief di Twitter.
"Jadi bukan tujuan kami mendelegitimasi klaim kemenangan Pak Prabowo, tetapi memperkuat karena kita tidak ingin Pak Prabowo, yang sudah mendeklarasikan diri menang 62 persen, kemudian tidak mampu membuktikannya. Ini yang kami tidak mau," katanya. "Maka di kami itu keluar pertanyaan 'terus siapa yang memasok data ini?'"
Sementara itu, soal anjuran dari Arief Poyuono agar Partai demokrat mundur dari barisan pendukung 02, Ferdinand Hutahaean mengaku tak begitu ambil pusing.
Ferdinand Hutahaean menerangkan, partainya hanya menyoroti tuduhan Arief Poyuono pada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang disebutnya terlibat kasus korupsi.
Tag
Berita Terkait
-
BPN Prabowo Tetap Kirim Saksi di Penghitungan Suara Tingkat Nasional KPU
-
5 Momen Menghebohkan di Simposium BPN Bahas Kecurangan Pemilu 2019
-
Disindir Warganet Ini, Yunarto Wijaya: Bapak Kok Komentari Akun Bokep Mulu?
-
Demokrat: Tiket Pesawat Mahal Bukan Kerjaan Presiden, Tugasnya Itu Ngetwit
-
Kubu Prabowo Tak Percaya Penghitungan Resmi KPU, Semua Saksi Ditarik
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional