Suara.com - Rais Syuriah PCNU Australia Nadirsyah Hosen atau dikenal Gus Nadir menyebut bila pendukung calon presiden nomor urut 02 Prabowo - Sandi telah masuk jebakan organisasi kemasyarakatan (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Meski HTI sudah dilarang, pergerakannya dinilai masih dirasakan di Indonesia dan memanfaatkan para pendukung 02.
Hal tersebut disampaikan oleh Gus Nadir melalui akun Twitter @na_dirs. Menurutnya, saat ini para pendukung Prabowo-Sandi telah masuk dalam jebakan HTI yang menginginkan adanya khilafah.
"Sadarlah pendukung 02, kalian masuk jebakan HTI yang pro khilafah, bukan pro NKRI" kata Gus Nadir seperti dikutip Suara.com, Senin (20/5/2019).
Gus Nadir menjelaskan modus HTI adalah membuat orang tidak percaya dengan sistem demokrasi dan institusinya. Kepentingan mereka itu sejalan dengan keinginan capres nomor urut 02 Prabowo-Sandi untuk berkuasa.
Oleh sebab itu, mereka terus memberikan dukungan penuh untuk mendelegitimasi sistem Pemilu, Komisi Pemilihan Umum dan Mahkamah Konstitusi. Tujuannya adalah untuk menciptakan khilafah.
"Modus HTI untuk buat orang tidak percaya dengan sistem demokrasi dan institusinya. Kepentingan mereka bertemu dengan 02 berkuasa. Itu sebabnya mereka kompak terus mendelegitimasi sistem Pemilu, KPU dan MK," ungkap Gus Nadir.
Untuk diketahui, ormas HTI telah resmi dibubarkan oleh pemerintah. Pencabutan status badan hukum HTI berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-30.AH.01.08 tahun 2017 tentang pencabutan Keputusan Menteri Hukum dan HAM nomor AHU-0028.60.10.2014 tentang pengesahan pendirian badan hukum perkumpulan HTI.
Ormas HTI diindikasi kuat sebagai ormas yang berseberangan dengan tujuan, azas dan ciri yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas.
Baca Juga: Bukber dengan Maruf Amin, Demokrat ke Zulhas: Semoga Tak Dituding Licik
Tak hanya itu, keberadaan HTI dinilai telah menimbulkan benturan di tengah masyarakat yang berpotensi mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat serta membahayakan keutuhan NKRI.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Puncaki Save Terbanyak Serie A
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
Terkini
-
Daftar 16 Dokumen Kunci Capres-Cawapres yang Dirahasiakan KPU, dari Ijazah hingga LHKPN
-
Khawatir Gejolak Sosial, Komisi II DPR Minta Mendagri Setop Efisiensi Transfer Dana ke Daerah
-
6 Fakta Kunci Kasus Dugaan Korupsi Tol Cawang-Pluit yang Seret Anak Jusuf Hamka
-
Rp 200 Triliun Anggaran Negara Disalurkan ke Kredit, Ekonom: Itu Ilegal
-
Dapat Gaji UMP Selama 6 Bulan, Bagaimana Mekanisme Program Magang 20.000 Fresh Graduate?
-
AGRA Sebut Longsor di PT Freeport Hanya Puncak Gunung Es dari Eksploitasi Mineral di Papua
-
Media Luar Negeri: AS Menyusup Tunggangi Demo Nepal dan Indonesia?
-
Kapolri Listyo Sigit Mau Dicopot Prabowo Lewat Komisi Reformasi Polri? Begini Fakta versi Istana!
-
Raja Ampat Kembali Dikeruk PT Gag Nikel, Susi Pudjiastuti ke Prabowo: Kerusakan Mustahil Termaafkan!
-
Di Balik Ledekan Menkeu Purbaya ke Rocky Gerung, Malah Diduga Sarkas pada Jokowi