Suara.com - Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade menyindir 'bangsawan politik' yang sedang bermanuver demi jabatan. Ia pun mempersilakan si 'bangsawan politik' tersebut untuk keluar tanpa malu.
Hal itu disampaikan oleh Andre Rosiade melalui akun Twitter miliknya @andre_rosiade. Meski tak menjelaskan siapa bangsawan politik yang dimaksud, banyak warganet yang menduga Andre Rosiade sedang menyindir Partai Demokrat.
"Bangsawan Politik bermanuver demi jabatan. Dikritik publik para hulubalang pasang badan membela. Kalo mau keluar silahkan bro, enggak usah malu. Kami pengertian kok," kata Andre Rosiade seperti dikutip Suara.com, Sabtu (18/5/2019).
Meski dijelaskan sosok bangsawan politik ini, Andre Rosiade sebelumnya sempat menyebut AHY sebagai sosok 'bangsawan politik' ketika mengkritik manuver AHY bertemu sejumlah kepala daerah di Bogor, Jawa Barat.
"Saya pribadi merasa tidak nyaman dengan mas AHY, yang saya rasakan sebagai anak muda. Di mana saya politisi muda, pejuang politik yang merangkak dari nol, beliau bangsawan politik ya karena mahzabnya. Saya tidak nyaman dengan langkah-langkah beliau. Ini kritik pribadi saya Andre Rosiade kepada mas AHY secara pribadi," demikian pernyataan Andre.
Cuitan tersebut dibuat oleh Andre Rosiade pada Jumat (17/5/2019) pukul 15.17 WIB. Beberapa jam berselang, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik membuat cuitan cukup panjang yang menunjukkan jati diri partai tempatnya bernaung.
Belakangan ini, Partai Demokrat disebut-sebut tidak memegang prinsip dan menjadi abu-abu. Pasalnya, dalam beberapa kesempatan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kedapatan bertemu dengan Presiden Jokowi secara empat mata , kemudia AHY juga mendatangi acara pertemuan tokoh dan pimpinan beberapa daerah.
Rachland Nashidik melalui akun Twitternya @rachlandnashidik memastikan Partai Demokrat tetap berada di koalisi Prabowo-Sandi meskipun partai yang berada dibawah naungan Susilo Bambang yudhoyono (SBY) tersebut tak mendapatkan keuntungan apapun.
"Sekali lagi, kami tak berutang apapun pada Prabowo-Sandi. Perjuangan semua partai koalisi berakhir saat Pemilu dilaksanakan. Tapi sampai hari ini kami tak bergeser pada kubu tetangga. Kendati demikian, kami pastikan tak akan ikut aksi apapun yang tak kami setujui. Kami otonom," ungkap Rachland Nashidik.
Baca Juga: AM Hendropriyono Mau Pinjamkan 150 Anjing untuk Halau Aksi 22 Mei
Rachland Nashidik membeberkan fakta bila perolehan suara Partai Demokrat mengalami penurunan sebanay 2 persen dibandingkan pada Pileg 2014. Selain itu AHY pun gagal dipilih oleh Prabowo Subianto untuk maju ke Pilpres 2019, meski demikian Partai Demokrat tetap menjaga konsistensi memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto.
"Begitu pendirian Demokrat. Kami memutuskan dengan sadar dan konsekuen berjuang di Koalisi 02. Komitmen telah kami tunaikan. Meski tak dapat apapun, baik kardus, perolehan suara, apalagi ucapan terimakasih. Kami terima takdir politik Partai kami dalam Pemilu 2019 demi demokrasi," tandasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre