Suara.com - Israel menghadapi krisis politik setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal membentuk pemerintahan koalisi. Jika ia tidak bisa meraih cukup dukungan sampai Rabu malam, parlemen akan dibubarkan dan negara itu akan mengadakan pemilu baru pada 28 Agustus.
Dalam pidato Senin (27/5) malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan melakukan semua yang ia bisa dalam dua hari ke depan guna mencegah diadakannya kembali pemilu yang mahal.
Netanyahu mengatakan, "Banyak yang bisa dilakukan dalam 48 jam. Harapan pemilih bisa diwujudkan. Pemerintahan sayap kanan yang kuat bisa dibentuk. Kita bisa menghadirkan stabilitas dan pemerintahan yang baik bagi Israel. Saya berharap rakyat sadar dan melakukan hal yang benar."
Senin pagi, Netanyahu gagal meraih kesepakatan dengan Avigdor Lieberman, ketua partai nasionalis sekuler, Yisrael Beiteinu. Keduanya berbeda pendapat tentang rancangan undang-undang yang mengatur pengecualian siswa haredi yeshiva dari wajib militer. Pengecualian itu selama bertahun-tahun menjadi masalah kontroversial di negara itu di mana dinas militer adalah wajib, demikian dikutip dari VOA, Rabu (29/5/2019).
Lieberman menuntut lebih banyak orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks atau Haredi masuk angkatan bersenjata dan mengancam hukuman bagi institusi yang tidak mematuhi. Partai-partai Haredi menginginkan lebih banyak pengecualian. Netanyahu membutuhkan Lieberman dan partai-partai ultra-Ortodoks untuk koalisi mayoritas.
"Kami ingin membentuk pemerintahan di mana akan jelas bahwa tidak akan ada kompromi dalam rancangan undang-undang wajib militer bagi Haredi, tidak berupa koma atau titik di dalamnya. Itu bukan sesuatu yang kami sembunyikan," kata Lieberman.
Parlemen Israel hari Senin mengambil langkah pertama menuju pemilihan cepat. Itu artinya memberi persetujuan awal bagi undang-undang untuk membubarkan parlemen. Diperlukan tiga suara lagi untuk persetujuan akhir undang-undang itu, yang akan menghasilkan pemilihan umum baru.
Sementara itu, Presiden Amerika Donald Trump menyatakan dukungannya bagi Netanyahu dalam cuitannya di Twitter.
Baca Juga: Israel dan Hamas Disebut Sepakat Gencatan Senjata Untuk 6 Bulan
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
Terkini
-
RUU Perampasan Aset Belum Juga Dibahas, Begini Jawaban Puan Maharani
-
Ayah Prada Lucky Dilaporkan ke Denpom, Diduga Langgar Disiplin Militer Gegara Hal Ini
-
Prabowo Tegas Bantah Dikendalikan Jokowi: Aku Hopeng Sama Beliau, Bukan Takut!
-
Pamer KTA Palsu Dalih Tangkap Orang di Kalijodo, Polisi Abal-abal Gondol HP hingga Motor Abang Ojol
-
KPK Sita Aset Satori: Dari Ambulans hingga Kursi Roda Diduga Dibeli Pakai Uang Haram
-
Formappi: Putusan MKD DPR RI Mengecewakan, Abaikan Pelanggaran Etik Cuma Fokus pada Hoaks
-
Modal Airsoft Gun, Dandi Ngaku Reserse Narkoba Polda Metro, Sikat Motor-HP Ojol di Penjaringan
-
Ratusan Insan Sinar Mas Tuntaskan Pendidikan Komponen Cadangan
-
Dikirim ke Bali, ASN Terlibat Modus Baru Peredaran Ganja Lewat Kerangka Vespa
-
Pencarian Berakhir Pilu: Jasad Mahasiswa KKN UIN Semarang Ditemukan 10 Km dari Lokasi Hanyut