Suara.com - Pengacara Kivlan Zen, Muhammad Yuntri mengakui kliennya mengenal Iwan, salah satu tersangka kepemilikan senjata api ilegal terkait upaya pembunuhan terhadap 4 pejabat negara dan 1 bos lembaga survei.
Namun, kata Yuntri, Kivlan mengenal Iwan sebagai sopir pribadi. Hal ini untuk membantah pengakuan Iwan yang mengklaim diperintah Kivlan untuk membeli senpi serta mencari eksekutor pembunuhan 4 pejabat negara dan 1 pemimpin lembaga survei.
Yuntri mengklaim, Iwan lah yang mendatangi Kivlan dengan membawa kabar pensiunan mayor jenderal TNI itu hendak dibunuh oleh keempat tokoh nasional.
Dalam persamuhan itulah, Kivlan justru meminta Iwan menjadi sopir pribadinya. Ia ditugaskan mengantar serta menjemput Kivlan dari rumahnya, Gunung Picung Bogor yang masih memiliki kawasan hutan.
Karena mengetahui kondisi kediaman Kivlan Zen yang masih banyak hutan, Iwan berinisiatif membawa sepucuk senjata.
Namun, belakang diketahui, Kivlan justru menyindir senjata yang dibawa Iwan tidak sesuai fungsinya.
"Jadi Iwan itu diperintah jadi sopirnya. Karena rumah Pak Kivlan di Gunung Picung Bogor, maka itu kan masih ada hutan-hutannya, banyak Babi. Iwan bilang, ini ada senjata Pak. Pak Kivlan bilang itu bukan untuk bunuh babi, tapi bunuh tikus," tutur Yuntri saat dihubungi wartawan, Selasa (11/6/2019).
Yuntri juga membantah Kivlan memberikan Rp 150 juta kepada Iwan untuk membeli senpi. Uang itu, kata Yuntri, untuk menggelar unjuk rasa saat peringatan Supersemar.
"Bebarengan itu kan ada peringatan Supersemar, dia diberikan uang untuk demo sekitar SGD 15 ribu atau Rp 150 juta. Enggak tahu melaksanakan atau tidak, tiba-tiba sekarang ini muncul dan ceritanya malah dibalik yang dibikinnya pengakuan dari polisi," kata Yuntri.
Baca Juga: Terungkap! Pemasok Uang ke Kivlan Zen buat Beli Senpi adalah Politikus PPP
Sebelumnya, Iwan mengakui melalui video rekaman, diperintah Kivlan Zen untuk membeli senpi guna melakukan pembunuhan terhadap pejabat negara.
Senjata api itu untuk membunuh Menteri Koordinantor Politik Hukum dan Keamanan Wiranto dan Menteri Koordinantor Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
Video pengakuan Iwan itu ditayangkan dalam jumpa pers Mabes Polri terkait kerusuhan 22 Mei di Kantor Kementerian Politik Hukum dan keamanan, Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Dalam video itu Iwan bercerita, dirinya dan satu tersangka lain bernama Udin dipanggil Kivlan Zen pada Maret 2019.
Mereka bertemu di kawasan Kelapa Gading. Dalam pertemuan itu, Iwan dan Udin diberikan uang Rp 150 juta untuk pembelian senjata.
"Yaitu senjata laras pendek dua pucuk, dan laras panjang 2 pucuk," kata Iwan.
Tag
Berita Terkait
-
Terungkap! Pemasok Uang ke Kivlan Zen buat Beli Senpi adalah Politikus PPP
-
Kivlan Zen Suruh Orang Tembak Wiranto, Dulu Keduanya Sempat Adu Mulut
-
Pengacara: Iwan Justru Bilang, Kivlan Zen Mau Dibunuh 4 Orang Itu
-
Pistol untuk Bunuh Yunarto Wijaya Charta Politika Malah Digadai Irfansyah
-
Kronologi Kivlan Zein Suruh Pembunuh Bayaran Intai Yunarto Charta Politika
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh