Suara.com - Pakar independen hak asasi manusia PBB yang menyelidiki pembunuhan atas wartawan Saudi, Jamal Khashoggi menganjurkan dilakukan penyelidikan tentang kemungkinan peran Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dalam pembunuhan itu.
Tim penyelidik PBB hari Rabu (19/6) menyimpulkan bahwa ada “bukti kuat” keterkaitan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dengan pembunuhan wartawan 'pembangkang' Jamal Khashoggi di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Oktober lalu.
Pelapor Khusus PBB untuk Eksekusi di Luar Proses Hukum, Agnes Callamard, dalam laporan setebal 101 halaman yang dirilis setelah penyelidikan selama enam bulan itu mengatakan, Khashoggi adalah “korban eksekusi yang sengaja direncanakan, pembunuhan di luar proses hukum, yang berdasarkan hukum internasional merupakan tanggungjawab pemerintah Arab Saudi.”
Khashoggi memasuki kantor konsulat Arab Saudi tanggal 2 Oktober dan tidak pernah dilihat lagi. Bukti kemudian menunjukkan ia dibunuh lalu dipotong-potong di konsulat itu kemudian di bawa ke satu lokasi yang tidak diketahui.
Callamard mengatakan, meskipun ia tidak dapat memastikan siapa sebenarnya yang memerintahkan pembunuhan itu, jelas pemerintah Arab Saudi bertanggung jawab.
"Tidak masuk akal para pemimpin negara itu termasuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman tidak tahu. Faktanya ada bukti, bukti yang dipercaya yang menunjuk pada keterlibatan mereka. Yang perlu diselidiki ialah sejauh apa Mohammed bin Salman mengetahui atau seharusnya mengetahui apa yang terjadi pada Khashoggi apakah langsung tidak langsung ia yang memerintahkan pembunuhan itu," kata Callamard seperti dilansir dari VOA, Kamis (20/6/2019).
Ia menambahkan, "Apakah ia (Pangeran Mohammed bin Salman) bertindak ceroboh, apakah ia dapat mencegah pembunuhan itu tatkala hendak dilaksanakan tetapi gagal mencegahnya. Saya pikir inilah isu yang harus disusul dengan penyelidikan kriminal bersama-sama dengan keterlibatan orang lain."
Selanjutnya, Callamard mengungkapkan ada 11 yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan diadili di Arab Saudi namun pengadilan atas mereka tertutup dan nama mereka juga tidak diungkapkan. Ia khawatir hukum telah disalahgunakan. Ia juga mengatakan bahwa penyelidikan yang dilakukannya atas pembunuhan itu dibatasi mulai bulan Januari.
Ditambahkannya, sanksi-sanksi seharusnya diberlakukan terhadap aset-aset pribadi putra mahkota itu di luar negeri “hingga dan kecuali ada bukti yang menguatkan bahwa ia tidak bertanggungjawab terhadap eksekusi itu.”
Baca Juga: Donald Trump Tolak Dengar Rekaman Pembunuhan Jamal Khashoggi
Pembunuhan atas Khashoggi dikutuk masyarakat internasional termasuk banyak anggota Kongres Amerika.
Berita Terkait
-
Kasus Pembunuhan Khassoggi, 16 Pejabat Saudi Masuk Daftar Hitam AS
-
Anak-anak Khashoggi Dilaporkan Terima Suap Rumah dan Uang dari Arab Saudi
-
Pemerintah Arab Saudi Dituding Retas Ponsel Bos Amazon
-
AJI Minta Jokowi Bahas Mutilasi Khashoggi dengan Putra Mahkota Arab Saudi
-
Putra Mahkota Arab Saudi Melawat ke Indonesia Senin Pekan Depan
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan
-
SPPG, Infrastruktur Baru yang Menghubungkan Negara dengan Kehidupan Sehari-Hari Anak Indonesia
-
Jaksa Kejati Banten Terjaring OTT KPK, Diduga Peras WNA Korea Selatan Rp 2,4 Miliar
-
6 Fakta Wali Kota Medan Kembalikan 30 Ton Beras Bantuan UEA, Nomor 6 Jadi Alasan Utama
-
Cas Mobil Listrik Berujung Maut, 5 Nyawa Melayang dalam Kebakaran di Teluk Gong
-
Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Mendagri Tito Minta Maaf
-
Menko PMK Pratikno: Dana LPDP Harus Perkuat Riset dan Ekosistem Pendidikan Nasional
-
OTT KPK di Bekasi, Bupati Ade Kuswara dan Ayahnya Disebut Ikut Diamankan
-
Gurita Harta Rp79 M Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang yang Kena OTT KPK, dari 31 Tanah ke Mustang
-
SPPG Dibangun dengan Konsep One-Flow Direction dan Sistem Cold Chain Modern