Suara.com - Aliansi Jurnalis Independen atau AJI meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi membahas kasus mutilasi jurnalis senior asal Arab Saudi Jamal Khashoggi dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman.
Mohammed Bin Salman akan ke Jakarta pekan depan untuk bertemu dengan Jokowi. Mohammed Bin Salman mengunjungi beberapa negara di Asia untuk me "re-branding" nama baiknya dan keluarga.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) berharap presiden mau menyampaikan persoalan pembunuhan mutilasi Khashoggi saat melalukan pertemuan dengan Mohammed Bin Salman. Himbauan tersebut akan diberikan kepada Jokowi dari AJI dalam waktu dekat.
"Kita akan sampaikan hal tersebut kepada presiden. Kita masih berencana akan demo atau kirim surat saja. Dalam beberapa hari ini akan diputuskan," Ketua AJI, Abdul Manan kepada Suara.com , Jumat, (15/2/2019).
Menurutnya hal ini harus dibahas dalam pertemuan tersebut. Pasalnya permasalahan ini sangat mengancam hak kebebasan berpendapat dan sudah menjadi sorotan mata dunia.
"Pembunuhan Khashoggi ini diangkat dan disampaikan kepada Pangeran Salman agar pangeran Salman tahu bahwa pembunugan khashoggi jadi pengaruh intetnasional termasuk komunitas wartawan," jelasnya.
Pihaknya meyakini ada keterkibatan keluarga Salman dalam pembunuhan sadis. Namun sejauh ini pihak Arab Saudi hanya mengakui adanya pembunuhan tapi tidak mengakui adanya keterlibatan Arab Saudi.
"Karena kan komunitas international termasuk senat Amerika kan meyakini ada campur tangan salman dalam pembunuhan Khashoggi," jelasnya.
Khashoggi, seorang kontributor The Washington Post, dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
Baca Juga: Selidiki Pembunuhan Khashoggi, Penyelidik PBB Tiba di Turki
Setelah mengeluarkan sejumlah penjelasan yang kontradiktif, Riyadh mengakui bahwa dia terbunuh di dalam gedung konsulat. Turki telah mengupayakan ekstradisi orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan itu dari Arab Saudi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah