Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut ada kelompok yang tidak menginginkan adanya rekonsiliasi antara Presiden yang juga Capres petahana Jokowi dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Moeldoko mengatakan kelompok-kelompok yang tidak bisa menerima rencana pertemuan Jokowi dan Prabowo tersebut kemudian memilih untuk melakukan unjuk rasa di depan gedung MK.
"Kami mensinyalir ya, ada bahwa proses menuju rekonsiliasi berjalan dengan baik. Tapi ada kelompok-kelompok yang tidak bisa menerima itu. Masih memaksakan diri untuk turun ke jalan," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Ia kemudian menduga kelompok-kelompok tersebut memiliki agenda lain.
Selain itu, Moeldoko mengaku sudah memetakan kelompok-kelompok yang tidak menginginkan rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo. Namun Moeldoko tidak membeberkan identitas kelompok tersebut.
"Mungkin punya agenda lain. Kita sudah tahu itu, siapa-siapa sudah tahu, kelompok mana saja sudah kami petakan. Mapping semuanya," kata dia.
Terkait itu, mantan panglima TNI itu mengatakan pemerintah sudah melakukan sejumlah antisipasi jika ada hal-hal yang tidak dinginkan pada saat pembacaan putusan sengketa Pilpres pada Kamis 27Juni 2019 besok.
"Kami juga sudah waspadai, apabila terjadi sesuatu pada tanggal-tanggal 27, atau mungkin setelah itu, mudah-mudahan enggak. Yang kita kenali 26-27, 26 (Juni 2019) sedikit sih," ucap Moeldoko.
Menurutnya, gugatan Pilpres 2019 yang diajukan Tim Hukum Prabowo - Sandiaga ke Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan langkah terbaik. Karena itu, ia mengimbau semua pihak untuk menerima apapun hasil putusan sengketa Pilpres 2019.
Baca Juga: Aksi di MK Bubar, Abdullah Hehamahua Ajak Massa Datang Lagi Besok
"Saya pikir kita semuanya sudah sepakat ya, bahwa langkah atau pendekatan menuju ke MK adalah pendekatan terbaik ya. Untuk itu, menurut saya apapun hasilnya kita harus bisa menerima dengan baik," tandasnya.
Berita Terkait
-
Moeldoko: Jelang Sidang Putusan MK, 30 Terduga Teroris Masuk Jakarta
-
Marwan Ingatkan Prabowo dan Minta Jangan Temui Jokowi Pasca Putusan MK
-
Ditanya Soal Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo, Moeldoko: Nanti Dilihat
-
Besok Jokowi - Maruf Amin Tak Datang ke Sidang Putusan Sengketa Pilpres MK
-
Jokowi Unggul di Pilpres 2019, Presiden Argentina Ucapkan Selamat
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
Wafat di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas, Kematian Wabup Sangihe Helmud Hontong Kembali Bergema
-
PLN Pastikan Kesiapan SPKLU Lewat EVenture Menjelang Natal 2025 & Tahun Baru 2026
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan