Suara.com - Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Riau menyatakan akan memfasilitasi 286 anak imigran pencari suaka untuk ditampung untuk bersekolah di sekolah negeri yang ada di daerah itu mulai tahun ajaran baru 2019/2020 ini.
Namun hal ini akan dilakukan bertahap. Syaratnya harus bisa berbahasa Indonesia.
"Tentu dengan catatan, anak-anak ini bisa berbahasa Indoensia," kata Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru Abdul Jamal sebagaimana dilansir Riauonline.co.id (jaringan Suara.com) belum lama ini.
Jamal menjelaskan, dinas pendidikan tidak membuat kelas khusus atau menambah ruangan kelas untuk anak imigran, melainkan anak-anak tersebut akan dititipkan di sekolah dasar negeri di sekitar penampungan mereka tinggal selama ini.
"Ada sekitar lima tempat penampungan di Pekanbaru, nanti bisa kita titipkan di sekolah yang masih kekurangan murid,” ujarnya.
Menurut Jamal, kebijakan itu diambil menyusul adanya perintah dari Kementerian Hukum dan HAM dan Kemendiknas pada sebuah pertemuan di Yogjakarta, beberapa bulan lalu.
Pekanbaru sebagai daerah paling banyak menampung imigran pencari suaka dianggap perlu memperhatikan hak pendidikan anak imigran supaya tidak menjadi persoalan sosial.
“Jumlah pengungsi di Pekanbaru termasuk terbesar, 1.028 orang. Terdapat 286 anak-anak usia sekolah. Mereka sudah menetap lima hingga enam tahun. Untuk menjaga sosial politiknya, maka kami berikan fasilitas pendidikan begitu juga pelatihan keterampilan untuk orang tua,” katanya.
Menurut dia, Dinas Pendidikan Pekanbaru, berperan memfasilitas pendidikan, sementara biaya pendidikan ditanggung sepenuhnya organisasi PBB yakni UNHCR melalui Internasional Organization For Migration (IOM).
Baca Juga: Rumah Sepi, Wanita Bersuami Digerebek saat Kelonan sama Imigran Afganistan
“Ini tidak akan membebani APBD kita, tapi biaya pendidikan ditanggung IOM dan UNHCR,” katanya.
Sebanyak 1.028 orang imigran asing pencari suaka, baik dari Irak, Afganistan dan Bangladesh saat ini tinggal Rumah Detensi Imigrasi dan lima tempat penampungan lainnya di pekanbaru.
Selain memberikan pendidikan untuk anak-anak imigran, Dinas Pendidikan Pekanbaru mengaku sebelumnya telah mendatangkan guru bantu untuk meberikan pelatihan dan keterampilan kepada imigran laki-laki dan perempuan dewasa.
“Untuk orang tuanya, kami berikan pelatihan memperbaiki hanphone, memasak dan jahit menjahit,” imbuh dia.
Berita Terkait
-
Mahasiswa Riau Protes soal Banjir di Paripurna HUT Pekanbaru ke-235
-
Tak Kuat Menanjak, Bus Sarat Penumpang Terbalik di Pekanbaru
-
Info Mudik 2019, Harga Tiket Pesawat Jakarta - Pekanbaru Segini
-
Info Mudik 2019, Segini Harga Tiket Pesawat Jakarta - Pekanbaru
-
Saling Ejek di FB, Geng Motor Warlex Bunuh Anggotanya Membabi Buta
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, DPR Beri Catatan: Harus Dipastikan Agar Tak Jadi Malapetaka
-
Agustus 2026, Prabowo Targetkan 2.500 SPPG Beroperasi di Papua
-
Nasib 6 Polisi Pengeroyok Matel Kalibata di Ujung Tanduk, Sidang Etik Digelar Hari Ini
-
Sejumlah Tiang Listrik di Tebet Miring, Warga Khawatir Roboh Diterpa Angin Kencang
-
Sultan Dorong Ekstensifikasi Sawit di Papua dengan Tetap Jaga Keseimbangan Ekologis
-
Jakarta Tumbuh, Warga Terpinggirkan: Potret Ketimpangan di Pulau Pari, Marunda, dan Bantargebang
-
Fakta Baru Kasus Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Temukan 19 Luka Benda Tajam
-
Serikat Pekerja: Rumus UMP 2026 Tidak Menjamin Kebutuhan Hidup Layak
-
Peringati Hari Migran Internasional, KP2MI Fokuskan Perhatian pada Anak Pekerja Migran
-
Tak Ada Barang Hilang, Apa Motif di Balik Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon?