Suara.com - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai ketiadaan wakil gubernur (wagub) DKI Jakarta selama ini sebagai kerugian besar bagi warga Jakarta. Bahkan catatan buruk bagi sejarah ibu kota.
Bila tak menemui kendala, rencananya DPRD DKI Jakarta akan melaksanakan pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada tanggal 22 Juli 2019 melalui sistem paripurna kehadiran anggota.
"Wagub tidak hanya berperan sebagai backup bagi gubernur, tetapi juga memiliki tugas kekhususan dan membawahi beberapa dinas secara langsung. Perannya krusial," kata Syarwi saat dihubungi, Senin (8/7/2019).
"Tentu yang kita tunggu-tunggu adalah paripurna yang tidak lagi ditunda-tunda. Kalau tidak dibikin rumit, tanggal 22 Juli nanti seharusnya Jakarta sudah memiliki wagub baru. Kasihan kan, sudah tujuh bulan lebih warga Jakarta tidak memiliki wagub sejak Sandiaga Uno mengundurkan diri. Jangan sampai terjadi kecelakaan sejarah terburuk," lanjutnya.
Menurut Syarwi, seharusnya DPRD tidak perlu berlama-lama untuk menetapkan wagub dari dua kandidat partai pengusung utama Partai Gerindra dan PKS, yakni Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu.
"Tidak ada alasan untuk menolak dua nama cawagub karena keduanya sudah melalui prosedur yang ditetapkan. Jadi tinggal itikad baik dari DPRD saja untuk memilih wagub baru. Jangan malah berbelit-belit dengan cerita panitia khusus (pansus), dua calon yang tidak akan diterima, dan pengajuan nama cawagub baru," katanya.
Menyoal pansus, wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari partai Gerindra, M. Taufik, menjelaskan hadirnya pansus untuk membuat tata tertib pemilihan, membentuk panitia pemilihan, dan mengatur saksi.
"Dibuat seperti itu agar semuanya teratur sesuai dengan mekanisme pemilihan," kata M. Taufik.
Meski demikian, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago tidak memungkiri adanya permainan elite tingkat tinggi dengan banyak kemungkinan di balik belum ditetapkannya wagub bagi Gubernur Anies.
Baca Juga: Gerindra: Kemungkinan Sandiaga Balik Jadi Wagub DKI Tak Dilarang Regulasi
"Tidak menutup kemungkinan ada permasalahan internal partai pengusung yang belum clear, lobi-lobi dengan pihak elite yang kurang mulus, peran partai-partai lain yang memang berniat mengadang, atau bahkan bisa saja ada yang mendesain agar Anies tidak memiliki wakil," ujar Syarwi.
Ia menambahkan akan mudah bagi lawan-lawan politik untuk menjatuhkan Gubernur Anies dengan pertimbangan kinerja yang tidak maksimal karena tidak memiliki wakil. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
16 Pejabat Lelang Jabatan DKI Dilantik Anies Siang Ini
-
Ahok Ultah Ke-53, Warganet Kangen Jakarta Sebelum Dipimpin Anies
-
Sowan Gubernur DKI Jakarta, Persija Berharap Hubungan Akrab Terus Terjalin
-
Twitwar soal Anies Baswedan, Berujung Janjian Baku Hantam di Depan Sekolah
-
Tak Hanya di Thamrin City, Perumahan di Atas Mal Juga Ada di AS dan Cina
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre