Suara.com - Kampung Nelayan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara yang terletak di pesisir utara samping dermaga Kamal Muara memiliki keunikan tersendiri. Mayoritas dari mereka berasal dari suku Bugis, Sulawesi.
Secara fisik, bangunan di Kampung Kamal Muara tak berbeda jauh dengan kampung nelayan pada umumnya. Beberapa rumah panggung dengan tiang pancang setinggi 1,5 meter masih tersisa.
Dikolong rumah berhamburan cangkang kerang hijau yang menjadi tempat mereka memilah hasil melaut semalaman.
"Bapak malam melaut, siang kami kumpul sambil milihin kerang terus dijual," kata Ida, salah satu warga.
Rumah panggung ini menjadi saksi bisu sebelum pemerintah membangun tanggul laut untuk mengadang air rob, dan membangun rumah-rumah di atas tanah.
Ketua RW 04, Sudirman bercerita, suku Bugis yang memiliki jiwa seorang pelaut merantau pakai kapal Pinisi sampai ke Jakarta untuk mencari lahan baru, singkat cerita bersandarlah mereka di Kamal Muara.
Namun, Sudirman tidak tahu pasti kapan pertama kali suku Bugis menginjakan kaki pertama kali di Kamal Muara.
Menurut sejarah, pada 1960-an Kampung Kamal Muara merupakan pantai dengan hutan bakau. Memasuki 1970-an, gelombang kedatangan perantau Suku Bugis asal Sulawesi Selatan mulai berdatangan.
"Saya lahir disini, tapi suku Bugis, sampai hari ini 80 persen di kampung ini berasal dari Bugis, sebagian besar berasal dari daerah Wajo dan Bone di Sulawesi Selatan," jelasnya.
Baca Juga: 700 Pengungsi Kebakaran Kampung Bali Matraman Mengungsi di Sekolah
Sisanya bersuku Betawi, Jawa, Sunda, dan suku lainnya di Indonesia. Akulturasi budaya yang terjadi membuat bahasa mereka kebanyakan tercampur antara loe-gue dengan iya-idi/iko (aku-kamu).
Bahkan untuk kegiatan masyarakat seperti penikahan, warga suku Bugis disini masih mempertahankan tata cara pernikahan Bugis dengan Coto Makassar dan Tumbuk sebagai hidangannya.
Keberagaman budaya ini tak membuat mereka sering bersinggungan masalah sosial, kesamaan profesi sebagai nelayan membuat mereka kompak membangun Kampung Kamal Muara.
Tadah Hujan
Sudirman mengatakan awalnya warga sempat menggunakan air tanah dari sumur bor, pada waktu itu meski air payau tapi masih bisa digunakan untuk sekadar mencuci dan masak, belakangan air tersebut berubah menjadi asin dan keruh.
"Sekitar 2003 itu kalau enggak salah, kami masih ada yang pakai air tanah, sekarang asin," kata Sudirman.
Berita Terkait
-
Sebanyak 370 Ribu Liter Air Bersih Telah Didistribusikan BPBD Banyumas
-
Air Seperti Emas di Kampung Tadah Hujan Jakarta, Muara Kamal
-
Desa Terdampak Kekeringan di Pacitan Terus Bertambah
-
Sebulan Kemarau, Tujuh Kecamatan di Sukabumi Mulai Kesulitan Air Bersih
-
Kemarau, Fenomena Tanah Retak Jadi Lokasi Swafoto dan Prewedding Dadakan
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Pengamat Ungkap Kontras Jokowi dan Prabowo, Dulu 60% Kepuasan Publik Tenang, Kini 90% Sepertiga 98
-
Waspada! BPOM Rilis 23 Kosmetik Berbahaya, Cek Daftarmu Sebelum Terlambat
-
Viral Mau Cari Lelaki Pintar, Tinggi, dan Tampan: Ini Fakta Sebenarnya Isi Pidato Megawati
-
Geger Ijazah Gibran: Roy Suryo ke Australia, Klaim Kantongi Bukti Langsung dari Petinggi UTS
-
Drama Gugat Kejagung Berakhir, Aset Berharga Sandra Dewi Hasil Korupsi Harvey Moeis Segera Dilelang
-
Langkah Cerdas Hemat Biaya Bulanan: Manfaatkan Gratis Biaya Admin
-
Polisi Bunuh Polisi, Kubu Kompol Yogi Bantah Piting Leher Nurhadi: Dakwaan Hasil Imajinasi Jaksa
-
Prabowo Perintahkan TNI Tambah Batalion Kesehatan, Tujuannya Apa?
-
13 Kali Gelar Job Fair, Pramono Sebut 150 Disabilitas Telah Diterima Bekerja
-
Prabowo Kirim A400M untuk Gaza: Siap Airdrop Bantuan dan Evakuasi Medis!