Suara.com - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean membongkar asal usul istilah kampret.
Julukan tersebut sering digunakan untuk melabeli para pendukung eks Capres Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subiant - Sandiaga Uno.
Melalui akun Twitter miliknya @ferdinandhaean2, Ferdinand Hutahaean mengaku sejak awal dirinya menolak disebut sebagai kampret. Pasalnya, ia mengetahui persis asal usul istilah kampret itu berasal.
"Sejak dulu saya menolak disebut kampret. Saya Demokrat," kata Ferdinand Hutahaean seperti dikutip Suara.com, Kamis (18/7/2019).
Julukan kampret diakui oleh Ferdinand Hutahaean berasal dari pelesetan logo Partai Gerindra yang berlambang kepala garuda.
Logo kepala garuda dirisak menjadi kepala terbalik karena Partai Gerindra dicap sebagai partai yang sering berpikir terbalik.
Posisi kepala garuda terbalik itu disebut-sebut mirip dengan kampret. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kampret artinya adalah kelelawar kecil pemakan serangga.
"Setahu saya kata itu muncul sebagai olok-olok dari logo Ferindra yang menggunakan kepala garuda. Kemudian diolok kepala terbalik karena dicap sering berpikir terbalik. Kepala terbalik adalah kampret," ungkap Ferdinand Hutahaean.
Cuita Ferdinand Hutahaean tersebut mengundang beragam reaksi dari warganet. Banyak warganet yang menilai Ferdinand Hutahaean sudah terlalu membenci Gerindra, sehingga terus menerus merisak partai yang berada di bawah naungan Prabowo Subianto itu.
Baca Juga: Gara-gara Video Viral, Raja Salman Undang Kakek di Indonesia Tunaikan Haji
Tak hanya itu, Ferdinand Hutahaean juga menolak bila disebut sebagai cebong bersayap. Istilah cebong bersayap itu pertama kali diungkapkan oleh Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.
Amien Rais menggambarkan sebutan cebong dan kampret sudah tidak ada lagi. Kini muncul cebong bersayap yang menandakan perdamaian antara cebong dan kampret.
"Cebong bersayap? Kamu ajalah, aku nggak..!! Saya Demokrat..!!" tegas Ferdinand Hutahaean.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan