Suara.com - Sejumlah demonstran Hong Kong yang khawatir ditangkap memilih melarikan diri ke Taiwan, demikian dilansir media lokal Hong Kong Free Press, Jumat (19/7/2019).
Para pengunjuk rasa yang melarikan diri itu dituduh terlibat dalam peristiwa pembobolan gedung Dewan Legislatif Hong Kong selama demonstrasi menentang amandemen undang-undang ekstradisi pada 1 Juli.
Mereka yang tiba di Taiwan sebagian besar adalah para siswa yang dibantu oleh organisasi non-pemerintah, sementara beberapa lainnya dengan biaya sendiri.
Gelombang protes massal menghantam Hong Kong - daerah otonom di bawah Tiongkok sejak 1996 - sejak awal juli untuk menentang pemerintahan Carrie Lam, kepala eksekutif Hong Kong, yang mengusulkan amandemen undang-undang ekstradisi.
Rancangan undang-undang itu - yang jika disahkan akan melegalkan ekstradisi para tersangka yang ditahan ke China, Makao dan Taiwan - dinyatakan "mati" oleh Lam setelah protes keras yang diikuti jutaan orang.
Laporan media itu mengutip Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang mengatakan bahwa teman-teman dari Hong Kong akan diperlakukan dengan layak atas dasar kemanusiaan.
"Departemen terkait mengetahui situasi ini," kata Tsai.
Hong Kong dan Makau adalah daerah otonom di bawah pemerintahan China, sementara Taiwan dianggap sebagai provinsi yang memisahkan diri.
Taiwan, yang tidak diakui kemerdekaannya, oleh Beijing, terletak di Laut China Selatan sekitar 700 kilometer dari pantai Hong Kong.
Baca Juga: Hong Kong Kembali Dilanda Rusuh, Polisi Tangkap 47 Orang
Para pengunjuk rasa, yang sebagian besar mengenakan penutup wajah, mulai melarikan diri ke Taiwan tiga hingga empat hari setelah aksi protes 1 Juli dan 30 dari mereka saat ini tersebar di seluruh pulau".
Menurut Hong Kong Free Press, sejumlah pengunjuk rasa sedang dalam proses mengajukan permohonan visa pelajar, tetapi masih menunggu persetujuan. Yang lain mencari beberapa bentuk suaka, terlepas dari kurangnya hukum pengungsi formal di Taiwan.
Sumber: Kantor Berita Anadolu
Berita Terkait
-
Ng Ka Long Angus, Pebulutangkis Hong Kong Keturunan Indonesia
-
Hong Kong Kembali Dilanda Rusuh, Polisi Tangkap 47 Orang
-
Protes Kekerasan Polisi, Asosiasi Jurnalis Hong Kong Lakukan 'Pawai Bisu'
-
Nyatakan RUU Ekstradisi Batal, Pemimpin Hong Kong Tak Dipercaya Demonstran
-
Depresi dan Masalah Kejiwaan Menghantui Peserta Aksi Demo di Hong Kong
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
'Bukan Cari Cuan', Ini Klaim Penggugat Ijazah Gibran yang Tuntut Kompensasi Rp125 Triliun ke Wapres
-
Belum Dibebaskan usai Ajukan Penangguhan, Polisi Ngotot Tahan Delpedro Marhaen dkk, Apa Dalihnya?
-
Tunjangan Perumahan Anggota DPRD DKI Rp70 Juta Diprotes, Nantinya Bakal Diseragamkan se-Indonesia
-
Pemerintah Beri Jawaban Tegas Soal Usulan Ganti MBG Dengan Pemberian Uang ke Ortu, Apa Katanya?
-
Bahlil Sebut Swasta Setuju Impor BBM Lewat Pertamina, Syaratnya Sama-Sama Cengli
-
Viral Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo Ngaku Jalan-Jalan Pakai Uang Negara: Kita Rampok Saja!
-
Lawan Arah Pakai Strobo, Heboh Sopir Pajero D 135 DI Dicegat Pemobil Lain: Ayo Lho Gue Viralin!
-
Tundukkan Kepala! Istana Minta Maaf Atas Tragedi Keracunan MBG, Janji Dapur Program Diaudit Total
-
Alasan Penggugat Minta Gibran Ganti Rugi Rp125 Triliun soal Ijazah SMA
-
Pelican Crossing Cikini Diapresiasi Warga dan Pengamat