Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Nasional merekomendasikan pemerintah untuk menjadikan jalur transportasi air sebagai jalur transportasi utama jika Ibu Kota baru dipastikan berada di Pulau Kalimantan. Hal itu untuk mencegah kebakaran hutan.
Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan struktur tanah di Kalimantan didominasi lahan gambut yang kering dan rawan kebakaran sehingga pemerintah harus memikirkan pembangunan tata kota dengan membangun jalur transportasi air bukan aspal.
"Jadi menyesuaikan saja, misalnya transportasinya banyak menggunakan air, jadi membangun kanal-kanal, membangun sungai-sungai dibangun dengan bagus supaya bisa dipakai untuk lalu lintas kapal dan sebagainya, itu salah satu cara yang terbaik," kata Agus kepada Suara.com di Kantor BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Senin (22/7/2019).
Selain itu, pemerintah juga disarankan untuk banyak menanam tanaman yang bersifat basah agar lahan gambut tidak mudah terbakar.
"Terus tanaman-tanaman yang cocok adalah tanaman yang sifatnya basah, saya kira di Kalimantan banyak ya tanaman basah, misalnya kalau di Papua kan ada sagu, saya enggak tahu ya di Kalimantan belum pernah lihat sagu, kalau di Kalimantan saya kira banyak pohon-pohon yang memang ciri-ciri basah, mereka memang rawan, jadi kalau tanahnya dibasahi ya tidak mudah kebakaran," tutupnya.
Dua rekomendasi ini disebutkan Agus sudah diserahkan ke Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas) sebagai bahan pertimbangan penataan ibu kota baru.
Untuk diketahui, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, perkiraan luas wilayah ibu kota baru mencapai 40 ribu hektare dengan 2.000 hektare di antaranya akan digunakan khusus untuk kawasan pusat pemerintahan.
Di kawasan pusat pemerintahan itu nantinya akan dibangun Istana Negara, kantor kementerian dan lembaga negara mulai dari eksekutif, legislatif dan yudikatif, serta markas TNI dan Polri.
Di luar kawasan pusat pemerintahan akan dibangun fasilitas penunjang mulai dari rumah Aparatur Sipil Negara (ASN), fasilitas pendidikan dan kesehatan, universitas, taman kota, hi-tech and clean industries, pusat penelitian dan pengembangan, MICE/ convention center, pusat olahraga hingga museum.
Baca Juga: 7 Daerah Terancam Kekeringan, BNPB Akan Modifikasi Cuaca Selama 3 Bulan
Selanjutnya, pemerintah juga berencana mengembangkan wilayah di luar 40 ribu hektare wilayah pemerintahan itu. Yakni dengan membangun taman nasional, konservasi orang utan dan pemukiman non-ASN hingga pelabuhan dan bandara baru jika diperlukan.
Kawasan seluas 200 hektare itu akan diberi nama Kawasan Perluasan Ibu Kota Negara 1 (IKN 1).
Sementara di area terluar ibu kota baru, akan dibangun wilayah yang dinamakan Kawasan Perluasan IKN 2 seluas lebih dari 200 ribu hektare yang akan dibangun kota metropolitan hingga wilayah pengembangan yang terkoneksi dengan provinsi sekitarnya.
Berita Terkait
-
Ogah Dilihat Lemah Negara Luar, Istana Siap Ajukan PK soal Karhutla
-
Cegah Karhutla, KLHK dan BPPT akan Buat Hujan Buatan
-
KLHK Terus Dorong Perusahaan Lakukan Pengendalian Karhutla
-
Antisipasi Karhutla, KLHK Tambah Sarana dan Prasarana di Kalbar
-
Cegah Karhutla, KLHK Ajarkan Metode Mengolah Lahan Tanpa Bakar
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO