Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan kemacetan yang terjadi di sepanjang jalan Cikini, Jakarta Pusat akibat pelebaran trotoar pejalan kaki merupakan bagian dari dampak pembangunan infrastruktur di ibu kota.
Hal itu dikatakan terkait keluhan Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang merasa tak senang dengan kebijakan Anies Baswedan yang membangun trotoar dengan lebar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Ia merasa kebijakan tersebut merampas badan jalan.
Kata Ferdinand, ruas jalanan di Jakarta sudah tidak sebanding dengan jumlah kendaraan. Karena itu kebijakan Anies yang membangun trotoar hingga lebarnya 3 meter tidak sesuai dengan kondisi jalanan di Jakarta.
Anies pun menjawab.
"Selama konstruksi, itu namanya 'growing pain'," ujar Anies Baswedan di Jakarta, Senin (22/7/2019) malam.
Ia mengharapkan pembangunan infrastruktur bagi pejalan kaki dapat mendorong masyarakat untuk berjalan kaki yang akhirnya berdampak pada meningkatnya aktivitas masyarakat setempat.
"Lihat jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, setelah dibuat trotoar menjadi lebih hidup kegiatannya," katanya.
Anies mengemukakan infrastruktur trasnportasi bagi pejalan kaki akan menjadi prioritas utama karena bebas dari emisi kendaraan.
"Urutan pembangunan untuk transportasi adalah, pertama untuk pejalan kaki, sepeda dan kendaraan bebas emisi, kendaraan umum, dan kendaraan pribadi," papar Anies.
Baca Juga: Anies Bikin Trotoar 3 Meter di Cikini, Ferdinand: Rampas Badan Jalan!
Ia menambahkan melebarkan badan jalan bagi kendaraan bermotor juga dinilai tidak membuat masalah kemacetan di ibu kota selesai.
"Kita ingin mendorong lebih banyak pejalan kaki," ucapnya.
Anies juga tidak khawatir jika nantinya trotoar itu disalahgunakan oleh Pedagang Kaki Lima (PKL). Pihaknya akan menempatkan petugas sehingga pejalan kaki tetap nyaman. Pemprov DKI Jakarta melaksanakan revitalisasi trotoar sepanjang 10 kilometer di kawasan Cikini dan Kramat Raya yang berlangsung sejak Juni lalu.
Rencananya revitalisasi itu akan selesai pada Desember tahun ini. Revitalisasi trotoar di Jalan Cikini rencananya akan memperlebar ruang pejalan kaki menjadi sekitar empat sampai dengan tujuh meter. (Antara)
Berita Terkait
-
Gara-gara Kopaja Dikandangi, Parlan Nekat Cegat Anies di Balai Kota
-
Disindir Mendagri, Anies Baswedan: Saya ke Luar Negeri Ada Kerjanya
-
Anies Tak Ada Wakil, Mendagri: Berapa Kali Dia ke Luar Negeri?
-
Bongkar soal Reklamasi, Ahok: Nanti Dikira Anies Gue Kampanye Gubernur Lagi
-
Kontroversi Anggaran Getah Getah, PDIP: Inspektorat Harus Turun Tangan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi