Suara.com - Pengamat politik dari LIPI Syamsuddin Haris menilai, presiden terpilih Jokowi tidak perlu mengajak partai politik dari kubu lawan untuk masuk ke dalam koalisi pemerintahannya. Sebab, hal tersebut dianggap tak baik untuk negara.
Melalui akun Twitter miliknya @sy_haris, Syamsuddin Haris menilai mengajak parpol bergabung dalam koalisi tak perlu dilakukan. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh Jokowi.
"Tidak perlulah beliau memberi kesan hendak mengajak parpol yang kalah Pilpres untuk masuk ke dalam pemerintah. Hal itu bukan hanya tidak baik bagi negeri ini, tapi juga tidak bagus untuk legacy Jokowi sendiri," kata Syamsuddin Haris seperti dikutip Suara.com, Jumat (26/7/2019).
Seharusnya, Jokowi bisa lebih percaya diri dalam menentukan susunan kabinet kerja 5 tahun mendatang.
Sebab, ini merupakan kali kedua Jokowi memimpin sebuah negara sehingga memiliki pengalaman yang cukup untuk meracik susunan kabinet sendiri.
"Untuk periode kedua, Pak @jokowi mestinya bisa lebih percaya diri dalam membentuk kabinet," ungkap Syamsuddin Haris.
Untuk diketahui, sejumlah partai ek BPN berlomba-lomba merebut perhatian Jokowi agar bisa bergabung ke dalam koalisi pemerintahan Jokowi.
Beberapa partai secara terang-terangan sudah meminta beberapa kursi menteri dan jabatan strategis lainnya kepada Jokowi.
Padahal sebelumnya dalam Pilpres 2019, partai tersebut tidak memberikan dukungan terhadap Jokowi. Mereka tergabung dalam koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Baca Juga: Pemkot Jakpus dan DKPKP Cari Lahan untuk Pedagang Hewan Kurban
Namun, sejak Jokowi-Maruf Amin dinyatakan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, para partai eks BPN ini terus memberikan sinyal hendak merapat ke koalisi Jokowi demi mengincar jabatan strategis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs Redmi 14C, Bagus Mana?
-
E-Commerce RI Dikuasai 4 Raksasa, Menko Airlangga Minta Mendag Perhatikan Platform Kecil
-
Kim Jong Kook Menikah Diam-Diam! Netizen Cari Identitas Istrinya yang Masih Misterius
-
Usai Habiskan Rp13 T Demi Bangun Bandara Dhoho Kediri, Kini Gudang Garam PHK Massal Buruh Pabriknya
Terkini
-
Sosok Alvi Maulana, Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Pacar di Mojokerto
-
Eks Penjagal Hewan Mutilasi Istri Siri 65 Bagian, Pengakuan 'Ngeri' Alvi Maulana di Depan Polisi
-
Disentil DPR Punya 'Dosa Lama' Plagiat, Siapa Sosok Calon Hakim Agung yang Bikin Gaduh Seleksi?
-
CEK FAKTA: Ahmad Sahroni Ditangkap Saat Pulang dari Singapura?
-
Blunder Etik Menhut Raja Juli di Meja Domino, Pengamat Salahkan Kabinet Gemuk Prabowo
-
Sidang Gugatan Ijazah Gibran Ditunda, Subhan Palal: Jaksa Itu Wakili Negara, Tidak Boleh Bela Dia
-
Geruduk Komnas HAM, KASUM Tuntut Pembunuhan Munir Ditetapkan Sebagai Pelanggaran HAM Berat!
-
Bocah 10 Tahun Habiskan Rp510 Juta untuk Sawer, Orangtua Seret Apple dan TikTok ke Meja Hijau
-
Bawa Rantang Isi Samosa, Momen Haru Franka Franklin Saat Jenguk Nadiem Makarim di Rutan
-
Protes Wapres Gibran Diwakili Jaksa, Sidang Gugatan Ijazah Ditunda Sepekan