Suara.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan dua harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang diberi nama Bonita dan Atan Bintang sudah siap untuk dilepasliarkan ke habitat mereka di Provinsi Riau.
Dalam pernyataan persnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya-Yayasan ARSARI Djojohadikusumo (PR-HSD Yayasan ARSARI) telah melakukan serangkaian proses penyelamatan terhadap harimau itu sehingga kini siap untuk melepasliarkan kembali dua satwa langka tersebut.
“Pelestarian satwa dapat berhasil apabila semua pihak bekerja bersama. Data dari PVA harimau sumatera menunjukkan populasi harimau sumatera di habitat alaminya tersisa 603 individu yang tersebar di 23 kantong habitat. Selain itu, data dari Ditjen KSDAE menunjukkan lebih dari 50 persen populasi satwa dilindungi berada di luar kawasan konservasi, baik di hutan produksi maupun hutan lindung,” kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno.
Harimau sumatera betina bernama Bonita diselamatkan dari areal kebun PT TH Indo Plantations Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir pada 3 Januari 2018, sedangkan harimau sumatera jantan bernama Atan Bintan dievakuasi dari pemukiman warga pada 18 November 2018 di Pulau Burung Kabupaten Indragiri Hilir.
Secara total, dengan pelepasliaran sepasang harimau itu menambah jumlah harimau rehabilitasi dari PR-HSD yang akan dilepasliarkan ke habitat alaminya menjadi empat individu. Bonita dan Atan Bintang akan dibawa dalam perjalanan menempuh jalur darat menuju kawasan konservasi di Provinsi Riau untuk kembali ke habitatnya.
Khusus harimau Bonita sempat membuat geger karena sempat menyerang dan membunuh pekerja perkebunan. Harimau itu sempat membuat heboh pemberitaan serta menjadi buruan selama beberapa bulan oleh petugas BKSDA yang hendak mengevakuasinya.
“Untuk itu upaya perlindungan menjadi penting untuk dilakukan oleh semua pihak seperti pengelola konsesi, pemerintah daerah, masyarakat adat dan juga LSM. Kita harapkan mulai saat ini, satwa liar dilindungi termasuk harimau sumatera yang berada di luar kawasan konservasi dapat terlindungi seperti halnya satwa liar lainnya di dalam kawasan konservasi. Semangat bekerja bersama menjadi kunci untuk sinergi selanjutnya,” katanya.
Hashim Djojohadikusumo, penggagas dan pendiri PR-HSD, menjelaskan pihaknya berkomitmen terus membantu pemerintah melestarikan dan menambah jumlah populasi harimau sumatera. Sejak diresmikan oleh Menteri LHK pada 29 Juli 2017, PR-HSD telah melakukan rehabilitasi terhadap enam individu harimau yang kemudian berhasil dilepasliarkan ke habitat alaminya.
“Saat ini kami masih merawat satu harimau sumatera yang baru saja diselamatkan dari Padang Lawas, Sumatera Utara. Harimau sumatera merupakan simbol kelestarian ekosistem dan keberadaannya hanya dimungkinkan jika hutan dan lingkungan sebagai habitat masih terjaga,” katanya.
Baca Juga: Antisipasi Harimau Sumatera Masuk Permukiman, Petugas BKSDA Gelar Patroli
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau Suharyono menjelaskan timnya dan mitra telah melakukan kajian untuk calon lokasi pelepasliaran harimau sumatera tersebut.
“Kami mempertimbangkan lokasi pelepasliaran yang jauh dari pemukiman dan masyarakat, ketersediaan mangsa yang cukup, serta tingkat ancaman yang rendah. Pelepasliaran harimau sumatera di Provinsi Riau diharapkan bisa mengembalikan jumlah populasi harimau sumatera di wilayah ini untuk menjaga kelestarian harimau sumatera di habitat alaminya,” kata dia.
Kepala Balai KSDA Sumatera Barat Erly Sukrismanto menambahkan pelepasliaran dua harimau itu dilengkapi dengan kalung penanda (GPS Collar) sumbangan dari Yayasan ARSARI Djojohadikusumo yang berfungsi untuk memantau pergerakan Bonita dan Atan Bintang. Dari data GPS Collar tersebut, pergerakan satwa akan diketahui untuk melihat wilayah jelajah serta adaptasi harimau tersebut di habitat barunya.
“Balai KSDA Sumatera Barat bersama Balai Besar KSDA Riau yang akan melakukan pemantauan harimau sumatera tersebut pasca-dilepasliarkan,” katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Antisipasi Harimau Sumatera Masuk Permukiman, Petugas BKSDA Gelar Patroli
-
Heboh, 12 Kambing dan Seekor Anjing di Pasaman Hilang Dimangsa Harimau
-
Pantau Harimau Sumatera di Dekat Permukiman Warga, BKSDA Pasang Camera Trap
-
Satroni Permukiman, Harimau Sumatera Mangsa Belasan Kambing Milik Warga
-
Ngamuk Makan Kambing hingga Manusia, BKSDA Rehabilitasi Harimau 'Palas'
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Menkes Sesalkan Kematian Ibu Hamil di Papua, Janji Perbaikan Layanan Kesehatan Agar Tak Terulang
-
Danau Maninjau Sumbar Diserbu Longsor dan Banjir Bandang: Akses Jalan Amblas, Banyak Rumah Tersapu!
-
Terungkap! Rangkaian Kekejaman Alex, Bocah Alvaro Kiano Dibekap Handuk, Dicekik, Jasad Dibuang
-
Kronologi Brutal Legislator DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Kafe hingga Retina Korban Rusak
-
Perempuan Jadi Pilar Utama Ketahanan Keluarga ASN, Pesan Penting dari Akhmad Wiyagus
-
TelkomGroup Fokus Lakukan Pemulihan Layanan Infrastruktur Terdampak Bencana di Sumatra Utara - Aceh
-
Provinsi Maluku Mampu Jaga Angka Inflasi Tetap Terkendali, Mendagri Berikan Apresiasi
-
KPK Beberkan 12 Dosa Ira Puspadewi di Kasus ASDP, Meski Dapat Rehabilitasi Prabowo
-
86 Korban Ledakan SMAN 72 Dapat Perlindungan LPSK, Namun Restitusi Tak Berlaku bagi Pelaku Anak
-
Siapa Vara Dwikhandini? Wanita yang Disebut 24 Kali Check In dengan Arya Daru Sebelum Tewas