Suara.com - Nelayan yang menggantungkan hidupnya di perairan Karawang, Jawa Barat kini bukan lagi mengail ikan namun limbah akibat kebocoran minyak pipa dan gas pada proyek milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West.
Para nelayan itu 'mendadak' jadi buruh harian lepas PT. Pertamina untuk membersihkan limbah yang mencemari laut dan pesisir Karawang hingga kawasan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat.
Kebocoran itu terjadi di pengeboran minyak pada anjungan YYA-1 Pertamina sejak 12 Juli 2019. Respons dini yang diberikan PT. Pertamina ialah memobilisasi nelayan untuk ikut membantu mengangkat limbah-limbah itu dari perairan.
"Jadi satu peran itu ditentukan ada kuota 50-60 karung dan kompensasinya Rp 1.500.000," kata Sekretaris Jenderal Kiara, Susan Herawati dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2019).
Pembayaran sebesar Rp 1.500.000 itu diberikan kepada empat nelayan yang memungut limbah dengan satu perahu. Susan kemudian mengatakan bahwa nelayan mau tidak mau menjadi 'buruh harian lepas' Pertamina demi kelangsungan hidup ke depannya.
"Jadi ketika melihat lautnya tercemar oleh limbah yang sedemikian rupa otomatis mau tidak mau mereka turun dan membersihkan," ujarnya.
Namun yang membuat Susan geram ialah ketika para nelayan itu tidak diberikan pakaian ataupun alat pelindung saat memungut limbah itu. Dari hasil tinjauan, hanya petugas dari Pertamina yang menggunakan pakaian khusus.
"Nah ini kan jadi konyol, kalau memang betul itu adalah orang perusahaan dia sudah tau konsekuensinya itu apa. Hanya mereka yang dipakaikan safety seperti itu, masyarakat tidak dibekali, mereka yang disuruh mungut. Ini kan sama saja merendahkan sekali Pertamina ini," tuturnya.
Padahal dari limbah yang mencemari perairan itu terdapat zat berbahaya yakni Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH). Karena itu, Kiara bersama dengan Jaringan Advokasi Tambang menuntut Pertamina dan pemerintah untuk segera mengambil langkah cepat demi kesehatan para penduduk di kawasan sepanjang pesisir.
Baca Juga: Kemenkes Disebut Cuek soal Zat Berbahaya Terkait Kebocoran Minyak Pertamina
Pemerintah bisa membangun posko kesehatan di lokasi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap penduduk yang terpapar zat-zat berbahaya tersebut.
Lebih lanjut, Jatam dan Kiara juga menganjurkan kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk mengamankan warga di wilayah pesisir padat huni yang posisinya paling dekat dengan YYA-1 Pertamina. Evakuasi terhadap penduduk yang masuk golongan bayi, anak-anak, perempuan dan warga lansia juga diminta Jatam agar tidak terpapar zat-zat kimia berbahaya tersebut.
Berita Terkait
-
Kemenkes Disebut Cuek soal Zat Berbahaya Terkait Kebocoran Minyak Pertamina
-
Walhi: 45,37 Km Persegi Laut Karawang Kena Tumpahan Minyak Pertamina
-
Minyak Pertamina Bocor di Pesisir Karawang, JATAM: Ini Bencana Industri
-
Warga Terdampak Kebocoran Minyak Keluhkan Gatal dan Batuk
-
Penampakan Tumpahan Minyak Pertamina di Pesisir Pantai Karawang
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terungkap! Ini Alasan Kemdiktisaintek Alokasikan 50 Persen Anggaran Sekolah Garuda untuk Dana Abadi
-
Bikin 'Sus'! KPU Bantah Ubah Data Gibran, tapi Akui Selidiki Perubahan Tampilan Website
-
Marak Kasus Anak Keracunan MBG, Kepala BPOM Buka Suara: Ini Pembelajaran Bagi Kita
-
Instruksi Bahlil: Kader Golkar Wajib Peka Sosial dan Kawal Program Nasional Tanpa Kompromi
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Pemerintah Push SMK Genjot Skill Bahasa Asing Sejak Kelas 1
-
Wamen Stella Jelaskan Skema Sekolah Garuda: 80 Persen Gratis 20 Persen Berbayar, Prioritas Prestasi!
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Total, Gubernur DKI Turun Tangan
-
Jelang Hari Tani 2025, AGRA Sebut Kebijakan Agraria Pemerintahan Prabowo Hanya Untungkan Elite
-
Gara-gara Tak Dibuatkan Mie Instan, Suami di Cakung Tega Bakar Istri hingga Tewas
-
Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar