Suara.com - Pengamat politik Hamdi Muluk menilai belum adanya pengganti Sandiaga Uno sebagai wakil gubernur DKI Jakarta merugikan warga Jakarta. Sebab hingga setahun terakhir kursi wagub DKI Jakarta masih kosong.
Warga Jakarta yang dikecewakan terutama pemilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Pilgub DKI Jakarta 2012.
"Itu kan menciderai amanah publik bahwa publik memilih pasangan gubernur dan wakil gubernur. Kalau misalnya itu wakil gubernur ikut kontestasi lain, harusnya secepatnya cari pengganti supaya pekerjaan gubernur, wakil gubernur ini serta amanah publik itu mereka tunaikan," kata dia dalam pernyataan persnya, Jumat (9/8/2019).
Pria yang juga dikenal sebagai guru besar psikologi politik di Universitas Indonesia itu berkata, para partai pengusung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno harus bertanggung jawab kepada masyarakat Jakarta dan mendesak agar persoalan kosongnya kursi wakil gubernur DKI Jakarta tidak berlarut-larut.
Masyarakat Jakarta, menurut dia, menjadi yang paling dirugikan karena sikap para elit politik dalam menyelesaikan persoalan kosongnya kursi wakil gubernur DKI Jakarta dalam setahun terakhir.
"Masyarakat dirugikan bahwa tidak sepantasnya tarik-ulur di antara mereka itu mengabaikan pertanggungjawaban ke publik. Mau sampai kapan begini," tegasnya.
Baswedan telah satu tahun menakhodai Jakarta tanpa didampingi wakil, mengharapkan DPRD DKI Jakarta untuk "bertanggungjawab".
"Setahun ya? Dua hari lagi? Anniversary jomblo ya? Ha.. ha.. ha... Khan catatan sejarahnya jika terjadi kekosongan gubernur atau wakil gubernur, DPRD bertanggungjawab untuk mengisi kekosongan dengan mempersiapkan penetapan wakil gubernur," kata Baswedan, di Jakarta, Kamis (8/8).
Posisi wakil gubernur DKI Jakarta kosong setelah Sandiaga Uno maju mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Sandiaga mengundurkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta sejak 9 Agustus 2018 lalu.
Baca Juga: Ditinggal Sandiaga Hampir Satu Tahun, Anies: Anniversary Jomblo Dong
Saat ini, PKS dan Gerindra sebagai partai pengusung sudah mengajukan dua nama menjadi wakil gubernur DKI Jakarta, yaitu Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto. (Antara)
Berita Terkait
-
Ditinggal Sandiaga Hampir Satu Tahun, Anies: Anniversary Jomblo Dong
-
Bakal Kembali ke Gerindra, Sandiaga Minta Waktu Berlibur ke Prabowo
-
Istri Masuk Radar Pilwalkot, Sandiaga: Tambah Pusing Lagi, Napas Dulu
-
Mesem Ditanya Pilwalkot Tangsel, Sandiaga Dicueki Mpok Nur?
-
Hadir di Kongres V PDIP, Sandiaga: Bukti Prabowo Tidak Baperan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional