Terkait politik Indonesia yang terkenal dinamis, serta semakin pentingnya peran milenial dewasa ini, menjadi salah satu tantangan Megawati untuk memimpin PDIP.
Pada akhirnya, penyesuaian terhadap kondisi ini menjadi hal yang wajib dilakukan PDIP. Terlebih lagi, semakin dekatnya penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2020, juga menjadi ujian tersendiri bagi Megawati untuk semakin membuktikan tuahnya.
“Terkait pilkada orang akan melihat partai PDIP yang kemudian dalam tanda kutip menggaransi keterlibatan seseorang dalam bursa calon kepala daerah, kemudian punya porsi yang mendominasi proses politik,” papar Idil.
Namun, di samping itu, Idil juga menyoroti kondisi fisik dan mobilitas wanita berusia 72 tahun tersebut. Menurutnya diperlukan posisi struktural dalam partai yang bisa menyokong aktivitas Megawati ke depan.
Nama-nama yang masih dalam trah Soekarno, seperti Puan Maharani atau Prananda Prabowo diyakini bisa menjadi opsi hal tersebut.
“Tetapi ketua harian atau wakil ketua akan memberikan back up dalam aktivitas ketua umum, meskipun ketua umum tetap memberikan porsi terbesar dalam pemberian keputusan. Tetapi kalau keputusannya tidak ada dan berjalan apa adanya ya saya kira keputusan final dari Megawati,” kata Idil.
Warisan politik
Pengamat politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto, menyampaikan dengan terpilihnya kembali Megawati menjadi ketua umum merupakan tantangan tersendiri Megawati dalam mewariskan ideologi politik bagi PDIP.
”Selain mempertahankan Marhaenisme Sukarno sebagai spirit ideologis, PDIP membutuhkan suatu modernisasi lewat pelembagaan politik yang akan meningkatkan otonomi organisasi dibandingkan pemusatan kekuasaan pada figur pemimpin sebagai pemersatu,” terang Arif kepada DW Indonesia.
Baca Juga: Jokowi Belum Dilantik, Gerindra Bantah Telah Bahas Pilpres 2024 ke Megawati
Menurutnya. modernisasi harus dilakukan karena berkaca kepada partai-partai lama seperti Golkar dan PPP yang nampaknya kesulitan meniti perubahan politik di tengah dinamisnya kondisi politik di Indonesia.
“Demokratisasi dalam tubuh partai juga akan menumbuhkan inisiatif, sedangkan transparansi akan meningkatkan akuntabilitas. Menegaskan kepedulian dan pemihakan terhadap agenda publik serta memperbaiki rekrutmen dan regenerasi politik adalah kebutuhan lain. Sementara, sisi pemasaran politik membutuhkan penyegaran berhadapan dengan pemilih yang semakin kritis sekaligus muda,” jelasnya.
Sebelumnya, dalam Kongres V PDIP ini turut hadir Presiden serta Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Wakil Ketua Presiden Terpilih periode 2019-2024 Ma’ruf Amin, serta Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Berita Terkait
-
Jokowi Belum Dilantik, Gerindra Bantah Telah Bahas Pilpres 2024 ke Megawati
-
Pakai Tanda Pengenal Orang Lain, 3 Peserta Kongres PDIP Dicopot dari DPC
-
Tertawa Lepas saat Prabowo Pegang Perut, Megawati: Saya Senang
-
Update Kongres V PDIP: Target Menang 50 Persen Pilkada Serentak 2020
-
Hasto Bakal Jadi Sekjen PDIP Lagi, Djarot: Dia Bisa Menggerakan Partai
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Usai Periksa Dirjen PHU Kemenag, KPK Akui Kejar Juru Simpan Hasil Korupsi Kuota Haji
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Solidaritas Komunitas Kripto, Salurkan Bantuan Logistik untuk Korban Banjir di Bali
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif