Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan bahwa berdasarkan penelitian, Indonesia hampir dapat dikatakan tidak memiliki musuh antarnegara yang bisa menimbulkan konflik serangan. Namun demikian, JK meminta untuk tetap waspada serangan dari China melalui jalur ekonomi.
JK saat berpidato dalam acara Pembekalan Program Kegiatan Bersama Kejuangan Sesko TNI, Sespimti Polri, Seskoad, Seskoal, dan Sespimen Polri TA 2019.
"Semua penelitian perkiraan hampir dapat dikatakan bahwa kita tidak mempunyai musuh antar negara untuk katakanlah untuk invasi atau menyerang kita," kata JK di Auditorium Yos Sudarso Seskoal, Komp. Seskoal, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2019).
JK menilai kalau dalam puluhan tahun ke depan mungkin tidak akan terjadi adanya serangan militer ke negara. Meskipun begitu, negara Indonesia disebut JK selalu dalam kondisi siap pasalnya Indonesia tergabung ke dalam ASEAN di mana ada kebersamaan yang dijalin.
"Mungkin sampai 20-30 tahun akan datang belum akan kita temukan, walaupun kita selalu siap," kata dia.
Akan tetapi, menurut JK ada satu hal yang mesti diwaspadai yakni bagaimana negara-negara besar yang akan melakukan cara untuk menguasai ekonomi. Salah satunya ialah China.
JK menyebut kalau China tidak akan menyerang Indonesia dengan militer, namun lewat ekonomi. Cara seperti itu dilakukan China hingga kondisi ekonomi Indonesia berada di luar kemampuan negara Indonesia.
"China tidak akan menyerang Indonesia, tetapi akan menyerang kita dari sisi ekonomi, bisa industri macet apabila kemampuan kita tidak terjadi," katanya.
Dengan demikian, di depan 1.226 peserta dari Sesko TNI, Sespimti Polri, Seskoad, Seskoal, Seskoau dan Sespimmen, JK menyampaikan bahwa pentingnya semua elemen menyadari akan artinya kebersamaan. Bukan hanya satu faktor saja yang bisa diungguli, namun juga ada harmonisasi dari pihak lain.
Baca Juga: JK Sebut Amerika Serikat Negara Paling Melanggar HAM karena Banyak Ngebom
"Kalau satu faktor saja tidak dipenuhi, keamanan tidak dipenuhi, akan berakibat kepada ekonomi, politik bergejolak tanpa arah atau ekonomi rusak berakibat pada masalah sosial lainnya, sosial akan berakibat ke masalah politik dan keamanan bangsa ini," ujarnya.
"Itu tantangan dari luar harus kita hadapi secara bersama-sama, memperbaiki efisiensi kita dan memperbaiki sumber daya kita."
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU