Suara.com - Persekusi mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang diduga menjadi pemicu aksi damai di Jayapura dan Manokwari pada Senin (19/8/2019).
Aktivis Aliansi Mahasiswa Papua Doli Iyowau mengisahkan kembali kronologi pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.
Pada Rabu 14 Agustus 2019 persis pukul 09.30 WIB Asrama Mahasiwa Papua di Surabaya didatangi Satuan Polisi Pamong Praja yang meminta izin untuk memasang bendera merah putih di depan asrama.
“Pada Kamis, 15 Agustus 2019 pada pukul 09.00 WIB, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan TNI datang dan memasang bendera di depan Asrama Mahasiswa Papua Surabaya,” katanya seperti dikutip Suara.com dari jaringan partner, Jubi.do.id.
Iyowau mengatakan, pada Jumat, 16 Agustus pukul 09.02, sejumlah Satpol PP dan anggota TNI kembali datang dan menambah bendera yang dipasang di depan asrama.
Iyowau tidak mengetahui apa yang terjadi hingga tiba-tiba pada pukul 15.45 orang yang diduga Komandan Rayon Militer (Danramil) Tambaksari datang dan marah-marah.
“Ia menendang pintu gerbang asrama, merusak pagar (lembaran) fiber dan banner penutup pagar asrama, diikuti sejumlah anak buahnya yang berseragam dan berpakaian preman,” kata Iyowau.
Tentara dan Satpol PP menuduh mahasiswa Papua merusak tiang bendera merah putih di depan asrama, dan membuang bendera itu ke selokan.
Iyowau mengatakan orang-orang yang diduga anggota salah satu organisasi kemasyarakatan datang ke asrama, sebagaimana yang terlihat dalam video yang beredar luas.
Baca Juga: Bantah Rasisme ke Mahasiswa Papua, Polda Jatim: Jangan Terpancing Isu-isu
”Satpol PP, polisi yang berpakaian dinas, dan aparat berpakaian preman pun berada di depan asrama, namun tak berbuat apa-apa. Ancaman pembunuhan pun datang dari salah seorang oknum tentara,” katanya.
”Awas kamu, kalau sampai jam 12 malam kamu keluar, lihat saja, kamu saya bantai,” teriak seorang tentara luar pagar asrama. Ancaman tentara berseragam itu masih lekat dalam ingatan Iyowau.
Ancaman serupa pun datang dari seseorang yang berpakaian preman, Iyowau menduga dia seorang intel. Lelaki berpakaian preman itu mengancam seorang penghuni asrama, dengan mengatakan jika penghuni asrama keluar, mereka akan dibantai.
Segala macam umpatan dan makian rasial terus bersahutan. “Monyet”, “babi”, “anjing”, “kera”. Makian rasial itu saling bersahutan, serta bersahutan dengan ancaman dan ancaman. ”Kamu jangan keluar, saya tunggu kamu,” hardik salah satu pengepung asrama pada Jumat sore itu.
”Saat itu juga massa semakin membesar, mereka menggedor pintu gerbang asrama, melempari asrama dengan batu, sampai beberapa kaca jendera asrama pecah. Mereka menutup jalan di depan asrama. Kami terkurung, berkumpul di aula asrama,” tutur Iyowau.
Tak satu pun penghuni Asrama Mahasiswa Papua yang bisa mengetahui secara persis apa yang terjadi di luar asrama.
Berita Terkait
-
Kerusuhan Manokwari, Bandar Udara Rendani Dijaga Ketat TNI dan Polisi
-
Bantah Rasisme ke Mahasiswa Papua, Polda Jatim: Jangan Terpancing Isu-isu
-
Manokwari Rusuh, Kemenhub Imbau Stakeholder Bandar Udara Rendani Siaga
-
Rusuh Papua Tak Cepat Diredam, Fadli Zon Khawatir Muncul Masalah Baru
-
Aksi Damai di Jayapura Papua, Anak SD dan SMP Berseragam Ikut Turun
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka