Suara.com - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra menyebut saat ini proses penyelidikan kasus ucapan rasis di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya hanya dilakukan terhadap masyarakat sipil.
Menurut Asep, beberapa anggota polisi yang terekam dalam video tersebut tidak diselidiki mendalam.
"Kami fokus penyelidikan itu ke masyarakat sipil, bukan kepada yang lainnya," kata kata Asep di Mabes Polri, Jumat (23/8/2019).
Lebih lanjut, saat ditanya wartawan apakah proses pemeriksaan anggota TNI yang terlihat dalam video itu juga tidak masuk dalam wilayah polisi, Asep menjawab hal yang sama.
"iya tentunya begitu," tegasnya.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut siapa yang akan memeriksa oknum TNI dan Polri yang terlibat melontarkan ucapan rasis ke mahasiswa Papua di Surabaya.
Sebelumnya, anggota DPR RI Fraksi Gerindra Dapil Papua, Steven Abraham meminta Kapolri Tito Karnavian memeriksa oknum TNI-Polri yang diduga terlibat dalam melontarkan kata rasis terhadap mahasiswa asal Papua.
"Saya minta dengan tegas TNI-Polri bahwa kita lihat kemarin video yang beredar luas jelas-jelas sekali ada pihak oknum TNI-Polri yang ikut menyerahkan kata-kata rasis. Ini harus diusut, ditindak, bila perlu pejabat di atasnya harus dicopot," ujar Steven dalam Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (20/8/2019) lalu.
Hingga kini, Polrestabes Surabaya baru memanggil lima petinggi organisasi masyarakat (ormas) yang sempat ikut serta mengepung asrama.
Baca Juga: FKPPI Pecat Tri Susanti Korlap Aksi di Asrama Papua
Lima orang saksi yang akan dipanggil pada Sabtu 24 Agustus 2019 itu yakni Susi Rohmadi (FKPPI), Dj arifin (Sekber Benteng NKRI), Drs Arukat Djaswadi (Sekber Benteng NKRI), Basuki (Pemuda Pancasila), Agus Fachrudin als Gus Din (Wali Laskar Pembela Islam Surabaya).
Berita Terkait
-
Asrama Mahasiswa Papua Surabaya yang Dikepung Kini 24 Jam Dijaga Banser NU
-
Tembak Gas Air Mata ke Asrama Mahasiswa Papua, Polri: Sudah Sesuai SOP
-
Pengakuan Warga tentang Tri Susanti Korlap Aksi di Asrama Mahasiswa Papua
-
Korlap yang Kepung Asrama Mahasiswa Papua Ternyata Saksi Prabowo di MK
-
Mau Masuk ke Asrama, Fadli Zon Ditolak Mahasiswa Papua
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Danau Maninjau Sumbar Diserbu Longsor dan Banjir Bandang: Akses Jalan Amblas, Banyak Rumah Tersapu!
-
Terungkap! Rangkaian Kekejaman Alex, Bocah Alvaro Kiano Dibekap Handuk, Dicekik, Jasad Dibuang
-
Kronologi Brutal Legislator DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Kafe hingga Retina Korban Rusak
-
Perempuan Jadi Pilar Utama Ketahanan Keluarga ASN, Pesan Penting dari Akhmad Wiyagus
-
TelkomGroup Fokus Lakukan Pemulihan Layanan Infrastruktur Terdampak Bencana di Sumatra Utara - Aceh
-
Provinsi Maluku Mampu Jaga Angka Inflasi Tetap Terkendali, Mendagri Berikan Apresiasi
-
KPK Beberkan 12 Dosa Ira Puspadewi di Kasus ASDP, Meski Dapat Rehabilitasi Prabowo
-
86 Korban Ledakan SMAN 72 Dapat Perlindungan LPSK, Namun Restitusi Tak Berlaku bagi Pelaku Anak
-
Siapa Vara Dwikhandini? Wanita yang Disebut 24 Kali Check In dengan Arya Daru Sebelum Tewas
-
Prarekonstruksi Ungkap Aksi Keji Ayah Tiri Bunuh Alvaro: Dibekap Handuk, Dibuang di Tumpukan Sampah