Suara.com - Konflik di Papua dari tahun ke tahun tak kunjung selesai. Berbagai kebijakan pemerintah, baik era presiden Soeharto, BJ Habibie, Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono hingga Jokowi silih berganti. Namun hingga kini gesekan hingga tuntutan merdeka terus berlangsung hingga memicu konflik.
Pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo juga berusaha membuat berbagai terobosan. Berbagai langkah dilakukan untuk mengubah masyarakat Papua. Seperti memberi keleluasaan bagi pemerintah Papua untuk mengurus anggaran, pemerintahan dan lainnya. “Keliru kalau ada anggapan kita mengambil banyak kekayaan dari sana. Itu kebalik. Yang benar, Freeport itu kita dapat Rp16 triliun, sedangkan DAU dari pusat ke Papua Rp92 triiun,” kata Presiden Joko Widodo kepada pimpinan media di Istana Merdeka, Jakarta, (3/9/2019).
Jokowi menjelaskan, setidaknya ada lima langkah yang dilakukan untuk menangani isu Papua.
Pertama, sejak awal dirinya menjabat sebagai presiden, mengedepankan pendekatan dialog. Tujuannya, menurut Jokowi untuk membangun trust, kepercayaan. Ia telah mengunjungi Asmat, Nduga, Wamena dan lain-lain, bertemu berdialog langsung dengan masyarakat. Ia menargetkan setahun minimal 2-3 kali mengunjungi Papua dan Jokowi mengaku sudah 12 kali ke Papua selama 5 tahun terakhir.
Kedua, pendekatan kesejahteraan. Berbagai upaya membangun kesejahteraan dilakukan termasuk peningkatan pendidikan, kesehatan, hingga pengelolaan sumber daya alam oleh dan untuk masyarakat Papua.
Ketiga, pengelolaan sumber daya alam dengan baik. Menurut Jokowi, saham Freeport dikelola Pemda Papua sehingga bisa dinikmati masyarakat Papua. Dalam politik anggaran ada salah persepsi. "Keliru bila dianggap Jakarta mengambil dari Papua, itu kebalik. karena dari Freeport dapat Rp26 triliun, sedangkan DAU dari pemerintah pusat ke Papua Rp92 triliun," katanya.
Keempat, penanganan ketidakadilan. Jokowi mencontohkan saat dirinya berkunjung ke Papua, bertemu dengan penjual bensin eceren. Dia tanya ke penjual, harga Rp60 ribu/liter. Bahkan saat musim hujan, bisa mencapai Rp100 ribu / liter. “Ini kita jadikan harga BBM satu harga secara nasional,” kata Jokowi.
Kelima, pembangunan infrastruktur. Jokowi mencontohkan untuk bepergian ke Nduga membutuhkan waktu 4 hari bila menggunakan jalan darat. Ke wilayah Asmat dua hari. Banyak dokter diterjunkan ke sana balik. “Juga terjadi kelaparan, karena akses wilayah sulit. Ini yang kemudian kita bangun insfrastruktur jalan. Sekarang cukup 7-8 jam jalur darat,” kata dia.
Berita Terkait
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Roy Suryo Klaim Ijazah Jokowi Tetap Palsu Usai Gelar Perkara Khusus
-
Terpopuler: Awal Mula Ijazah Jokowi Dituduh Palsu, Artis AK Terseret Isu Perselingkuhan Ridwan Kamil
-
Bagaimana Awal Mula Ijazah Jokowi Dituduh Palsu?
-
Upaya Roy Suryo cs Mentah di Polda Metro Jaya, Status Tersangka Ijazah Jokowi Final?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret