Suara.com - Anggota Komisi II DPR Komarudin Watubun Tanawani Mora menyampaikan curahan hati dari kepala suku di Papua terkait pengibaran bendera Bintang Kejora.
Curhat tersebut, kata Komarudin, disampaikan ketika dirinya menghadiri pertemuan dengan masyarakat adat, tokoh agama dan pemerintah daerah di Wamena.
"Tanggal 2, saya di Wamena untuk menghadiri pertemuan dengan masyarakat adat tokoh agama dan pemda. Ada pertanyaan dari seorang kepala suku," ujar Komarudin dalam acara Mata Najwa Trans 7 bertajuk 'Masa Depan Papua', Rabu (5/9/2019).
Kepala suku itu, imbuh Komarudin, mempertanyakan alasan penangkapan demonstran di depan Istana Negara yang mengibarkan bendera Bintang Kejora.
Sementara, ujarnya, pengibar bendera organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) malah dibiarkan.
"Kata kepala suku tersebut, anak-anak kami yang kibarkan bendera di depan istana, dua hari kemudian sudah ditetapkan jadi tersangka," ujar Komarudin.
Pembawa acara Najwa Shihab menegaskan, "bendera Bintang Kejora?"
"Iya..." jawab Komarudin.
Komarudin melanjutkan, "...tapi bagaimana dengan bendera HTI, itu dulu di situ (istana) tapi sampai sekarang tidak bisa di..."
Baca Juga: Gubernur Lukas Minta Proses Hukum Terkait Kerusuhan Dilakukan di Papua
Menurut Komarudin, hal itu tidak perlu dijawab, hanya butuh perenungan yang mendalam mengingat Indonesia merupakan negara hukum.
"Ini bapak tidak perlu dijawab, ini perlu perenungan mendalam. karena kita berkomitmen untuk berbicara negara hukum, penegakan hukum harus berlaku untuk semua orang," kata Komarudin.
Najwa pun menegaskan, "... maksudnya yang (mengibarkan) bendera Bintang Kejora langsung ditangkap, bendera HTI kok dibiarkan."
Komarudin pun mengamini, "...iya, ini masyarakat yang ngomong, bukan saya. Boleh dikroscek ke sana."
Berita Terkait
-
Gubernur Lukas Minta Proses Hukum Terkait Kerusuhan Dilakukan di Papua
-
Dicecar soal Akses Internet Papua, Wiranto: Tunggu Dulu, Sabar
-
Trauma, Korban Kerusuhan Papua akan Diberikan Layanan Psikososial
-
Kemensos Siapkan Rp 1 Miliar untuk Santunan Korban Kerusuhan Papua
-
Ditanya Soal Benny Wenda, Moeldoko: Kalau Dikomentari Nanti Makin Besar
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
Terkini
-
Menteri PANRB Sampaikan Progres dan Proyeksi Program Kerja Kementerian PANRB Dalam Rapat Bersama DPR
-
Polda Metro Jaya Gelar Audiens dengan Keluarga Arya Daru Siang Ini: Ada Temuan Baru?
-
Reformasi Polri Harus Menyeluruh, Bukan Wajahnya Saja: KUHAP Baru Diminta Dibatalkan
-
Kejagung Periksa Eks Dirjen Pajak Suryo Utomo dalam Kasus Dugaan Manipulasi Pajak 20162020
-
Pagi Ini, KPK Masih Tunggu Surat Keputusan Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Dkk
-
Dompet Dhuafa Menyapa Masyarakat Muslim di Pelosok Samosir, Bawa Bantuan dan Kebaikan
-
Usai Dapat Rehabilitasi Prabowo, Kuasa Hukum Ira Puspadewi Langsung Sambangi KPK
-
Kementerian PANRB Raih Predikat Unggul IKK Award 2025
-
Viral! Warga Malah Nonton Saat Gunung Semeru Luncurkan Debu Vulkanik Raksasa di Jembatan Ini
-
Viral Stiker Keluarga Miskin Ditempel di Rumah Punya Mobil,Bansos Salah Sasaran Lagi?