Suara.com - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengklaim kerusuhan berujung meninggalnya tiga warga sipil dan satu prajurit TNI di Expo Waena, Jayapura Papua bukan diawali oleh tindakan penyerangan yang dilakukan oleh aparat keamanan.
Tito justru menuding sekelompok massa yang lebih dahulu menyerang aparat keamanan hingga menyebabkan satu prajurit TNI meninggal dunia.
Tito menuturkan kerusuhan yang terjadi di Expo Waena bermula ketika ada sekelompok orang Papua pendatang yang hendak mendirikan posko di Universitas Cendrawasih (Uncen).
Namun, Tito mengaku baik rektorat dan sejumlah mahasiswa Uncen menolak lantaran dinilai hendak melakukan upaya provokatif.
Kemudian, aparat kemanan pun memfasilitasi sebuah truk untuk mengantar sekitar 300 orang Papua pendatang ke Expo Waena. Namun, setibanya di lokasi tiba-tiba mereka melakukan tindakan penyerangan terhadap aparat kemanan yang mengantarkannya.
"Begitu turun melihat jumlah anggotanya yang mengawal sedikit, lebih sedikit daripada yang kelompok ini 300 orang lebih ini, mereka menyerang," kata Tito saat jumpa pers di Gedung Kemenkopolhukam, Selasa (24/9/2019).
Akibat penyerangan yang dilakukan sekelompok orang Papua pendatang itu pun akhirnya satu prajurit TN Yonif 751/Raider, bernama Praka Zulkifli meninggal dunia setelah mengalami pendarahan akibat luka bacok di bagian kepala belakang.
Zulkifli sendiri tidak lain merupakan sopir yang mengendarai truk tatkala mengantarkan sekelompok orang Papua pendatang dari Uncen menuju Expo Waena.
"Yang pertama kali menyerang bukan petugas, yang pertama kali jadi korban adalah anggota TNI dari Batalyon gugur, dan dia yang menyopiri mereka," ujarnya.
Baca Juga: Korban Tewas di Wamena 26 Orang, Kapolri: 22 Orang Diantaranya Pendatang
Setelah itu, bentrokan pun terjadi antara sekelompok orang Papua tersebut dengan aparat keamanan. Hingga akhirnya menyebabkan tiga orang Papua pendatang itu meninggal dunia.
"Ada tiga orang yang kemudian meninggal dunia, kita sedang investigasi meninggal dunianya karena apa. Apakah karena pembelaan diri dengan tembakan atau mungkin karena serangan batu juga, karena memang lempar-lemparan batu," ungkapnya.
"Yang kita sesalkan ya sekali lagi, kalau punya perbedaan politik ya boleh-boleh saja tapi jangan menggunakan cara violance dan kekerasan. Karena di dalam negara demokrasi ini menggunakan cara-cara seperti itu pasti tidak akan selesai."
Berita Terkait
-
Rusuh di Waena Papua, 733 Mahasiswa Ditangkap Polisi
-
Polisi Sebut Benny Wenda Berperan di Balik Kerusuhan Jayapura
-
Jokowi Tinjau Gladi Bersih Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-74
-
Jokowi Menang Pilpres, Kapolri Minta Tunjangan Polri-TNI Dinaikkan Lagi
-
Kapolri Beri 4 Tips Hindari Kemacetan di Arus Balik Mudik Lebaran 2019
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah