Suara.com - Seorang pria baru-baru ini membuat geger ketika akan naik ke pesawat. Pasalnya, sambil berjalan di landas pacu, pria ini tertangkap basah tengah merokok.
Ya, aturan dilarang merokok memang sudah lama ditetapkan di dalam pesawat. Meski begitu, penumpang juga tidak semestinya merokok di landas pacu terlebih jika pesawat sedang mengisi bahan bakar.
Merangkum dari laman The Sun, pria ini awalnya hendak naik pesawat dari Bandara Luton ke Geneva. Namun, sembari berjalan di landas pacu, pria ini malah asyik merokok.
Melihat ulah pria ini, tentu saja penumpang lainnya dibuat heboh dan kesal. Untunglah, seorang perempuan yang merupakan kru bandara lekas berlari untuk merebut rokok tersebut dan mematikannya.
"Dia tidak berpikir apa yang akan terjadi. Itu adalah kebodohan. Dia membahayakan nyawa semua orang yang ada di sana," keluh seorang penumpang. "Itu bisa saja meledakkan kami, apa yang dia pikirkan."
Menurut kesaksian penumpang lain, pria ini juga tidak mabuk. Malah, dia terlihat bepergian bersama keluarganya.
Namun, pria itu tampaknya lupa bahwa dia akan naik pesawat. Selain itu, dia juga tidak sadar jika bahan bakar pesawat tengah diisi.
"Aku tidak percaya dengan hidungku sendiri ketika aku mencium bau rokok," tambah Gideon Carroll, penumpang yang kebetulan bekerja sebagai CEO perusahaan pom bensin. "Semua orang khawatir jika dia akan meledakkan kami semua."
Karena ulahnya yang membahayakan tersebut, pilot pun sampai turun dari pesawat. Sang pilot lalu melarang pria ini untuk terbang dan memintanya dibawa kembali ke bandara.
Baca Juga: Jangan Minum Teh dan Kopi di Pesawat, Ini Sebabnya Menurut Pramugari
Di sisi lain, staf dari maskapai easyJet menyebutkan jika kejadian macam ini tergolong langka. Namun, mereka tidak akan menoleransi perbuatan yang dapat membahayakan nyawa.
"Keamanan dan keselamatan penumpang serta awak kabin adalah prioritas easyJet."
Hal ini dibenarkan oleh perwakilan Bandara Luton, yang menyebutkan jika keamanan penumpang juga merupakan prioritas nomor satu mereka.
Berita Terkait
-
Sinopsis Penerbangan Terakhir, Skandal Cinta Gelap di Balik Kokpit Pesawat
-
Harga Tiket Pesawat Meroket Meski Pemerintah Bilang Ada Diskon Nataru, Apa yang Terjadi?
-
Terungkap Alasan Sebenarnya di Balik Tiket Susi Air Rp 8 Juta Saat Bencana Aceh
-
Rencana Bandara Kertajati Jadi Pusat Bengkel Pesawat Terwujud, Pembangunan Tahap 1 Jalan
-
Bisa Kurangi Ketergantungan Impor, Mengapa Bioetanol Masih Belum Juga Jadi Solusi?
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar