Suara.com - Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya akan mendalami dugaan keterlibatan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daullah (JAD) di balik aksi demonstrasi berujung kericuhan yang terjadi di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara pada Kamis (26/9/2019).
Dedi mengatakan, bahwa Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror sendiri belakang ini telah menditeksi gerak-gerik kelompok JAD di Sulawesi Tenggara.
"Kelompok radikal jejaknya ada di Sultra. Sultra ini kan jadi tempat pelarian kelompok JAD yang dari Jawa Tengah. Jadi sebelum masuk ke Pulau Jawa ataupun masuk Poso yang dari Papua Barat, itu semuanya mampir di Sultra baru masuk ke Poso atau kembali ke Pulau Jawa," kata Dedi di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2019).
Menurut Dedi, saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman terkait dugaan tersebut. Dedi meyakini adanya kelompok radikal yang terlibat di balik aksi demonstrasi berujung kericuhan di beberapa wilayah.
Dia mengatakan, kelompok tersebut kerap memanfaatkan situasi guna melakukan upaya provokatif. Adapun tujuannya yakni guna menimbulkan kericuhan.
"Kelompok radikal garis keras itu ada bermain, semua akan didalami berdasarkan fakta hukum. Kami tetap mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Polri dalam hal ini ketika menetapkan status hukum seseorang, semuanya harus clear," ujarnya.
Sebelumnya, satu anggota terduga teroris kelompok JAD berinisial RSL berhasil dibekuk polisi di tengah aksi demonstrasi yang berujung ricuh di Gedung DPRD Sumatera Utara pada Selasa (24/9) lalu. RSL diduga memprovokasi mahasiswa hingga menimbulkan kericuhan.
RSL masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) terduga teroris. RSL sendiri tergabung dengan anggota beberapa anggota JAD yang sebelumnya telah dibekuk Tim Densus 88 Antiteror pada Juni lalu.
"Yang bersangkutan (RSL) tergabung dalam kelompok JAD yang ditangkap sebelumnya atas nama RA, A, dan JA pada tanggal 9 Juni 2019. Rekam jejaknya sudah berangkat ke Suriah sebanyak dua kali," ucap Dedi.
Baca Juga: Randi Tewas Saat Aksi di DPRD Sultra, Mahasiswa Temukan Selongsong Peluru
Berita Terkait
-
Kronologi Penangkapan Ananda Badudu Oleh Polisi
-
Puluhan Mahasiswa Hilang Kontak Usai Demo di DPR, Polisi: Cek ke Polda
-
Tengkorak Faisal Retak, Ibu Korban Demo DPR Minta Pelaku Tampil ke Publik
-
Kantornya Dikepung Anak STM, Ketua DPRD Sumenep: No Comment Saya...
-
Kerusuhan Pecah di Demo Mahasiswa dan Pelajar STM di Gedung DPRD Jatim
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre