Suara.com - Kerusuhan Wamena yang terjadi pada Senin (23/9/2019) membuat sebagian besar warga memilih meninggalkan kota tersebut dan memilih kembali ke kampung halamannya. Salah satu perantau yang memutuskan untuk kembali adalah Rudi Kormas.
Perantau asal Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat tersebut memilih untuk kembali karena kondisi yang tak memungkinnya untuk tetap bertahan. Meski begitu Rudi mengaku beruntung bisa selamat dari peristiwa yang menyebabkan berjatuhannya korban jiwa.
Dia menuturkan kisahnya bisa selamat dari kerusuhan di Wamena, Papua \berkat alat komunikasi yang cukup dibilang sangat berguna di berbagai medan, Handy Talky. Lantaran saat itu, jaringan komunikasi melalui ponsel terputus dan juga terjadi pemadaman listrik.
"Saat kejadian itu listrik tiba-tiba padam, jaringan telekomunikasi seluler juga mati. Untung saya punya handy talky sehingga bisa memantau situasi yang terjadi," katanya seperti dilansir Antara di Batusangkar pada Jumat (4/10/2019).
Pria yang memiliki toko variasi mobil dan sound system di Jalan Hom-Hom Wamena ini menceritakan pada Minggu (22/9/2019) atau sehari sebelum kejadian, sebenarnya baru saja sampai di Wamena Papua, karena pulang kampung selama beberapa bulan ke Tanah Datar. Ia mengontrak toko itu sejak 2015.
Pagi itu Senin (23/9) sekitar pukul 08.00 WIT, ia sudah tak sabar membuka tokonya untuk beraktivitas seperti biasa. Namun baru beberapa saat membuka toko setelah sarapan dan beres-beres, ia mendengar suara seperti keributan, sehingga ia kembali menutup tokonya untuk melihat apa yang terjadi.
Tiba-tiba dari belakang toko, ia melihat anak-anak sekolah melempari batu ke arah sekelompok orang, dan tak lama berselang aparat kepolisian datang.
Merasa tidak aman, ia kembali masuk ke dalam toko dan naik ke teras atas kios miliknya. Dari atas, ia melihat asap hitam sudah mulai mengepul di Wamena, di depan kios orang juga sudah ramai berbondong-bondong pergi entah ke mana.
"Lalu, saya menghubungi sanak saudara, ternyata mereka juga menyaksikan hal yang sama. Tidak lama jaringan telepon hilang, dan listrik juga mati, sehingga tidak bisa menghubungi siapa-siapa lagi.
Baca Juga: Perusuh di Wamena Masuk ke Sekolah, 40 Pelajar Bertahan di Dalam Kelas
Rudi kemudian mengambil handy talky miliknya, dan terus memantau situasi untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi.
Dari handy talky itulah ia mengetahui kalau telah terjadi kerusuhan, di luar kios ia melihat para warga mulai mengungsi ke kantor Polres Wamena Jayawijaya. Sementara ia masih bertahan sambil melihat situasi dari atas atap kios miliknya itu.
Lebih kurang dua jam berada di atas atap, ia melihat asap di udara Wamena sudah menghitam, titik asap makin banyak dan terus mendekat ke arah kiosnya. Suara berondongan senjata juga terdengar di mana-mana, akhirnya ia memutuskan untuk turun dan ikut mengungsi ke posko Brimob.
"Saya panik akhirnya saya turun dan keluar dari kios menuju posko Brimob. Di sana orang-orang sudah bertangisan, ada juga yang berlari entah ke mana, akhirnya saya pergi dengan beberapa teman asal Makassar ke markas TNI AU di bandara lama," katanya lagi.
Sampai di markas TNI AU, ia mendapat kabar Kantor Bupati Wamena sudah hangus terbakar, kios di Pasar Waoma hangus, kios bengkel minimarket di Jalan Hom-Hom Pikhe juga sudah ludes. Bahkan, sudah ada warga yang terbunuh dibakar, dipanah, hingga membuat masyarakat gelisah ketakutan.
Warga panik dan tidak tahu mau berbuat apa, bahkan di antara sesama pengungsi sudah ada yang menghunus pedang, pegang kayu untuk menghadang dan menyerang balik warga perusuh. Akan tetapi kondisi itu bisa diredam anggota TNI AU.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
 - 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah