Suara.com - Dua foto skripsi yang dicoret dan ditulis 'sampah' dan mendapatkan banyak catatan dari dosen beredar di media sosial dan viral. Dosen pembimbing yang yang bersangkutan akhirnya memberi klarifikasi.
Bermula dari cuitan akun @fierza yang mengunggah ulang foto milik dosennya Sony Kusumasondjaja.
"Gimana perasaanmu punya dosen pembimbing kayak Sony Kusumasondjaja? Cukup melatih daya tahan banting," tulis @fierza di Twitter dengan menunjukkan dua foto revisi skripsi.
Satu foto menunjukkan sehalaman dicoret tanda silang dan diberi tulisan 'sampah'. Sementara foto lain memperlihatkan seorang pria memegang revisi skripsi dengan banyak sekali catatan di sana.
Foto tersebut menjadi semakin viral karena dikomentari oleh Ahmad Rizky M. Umar. Lewat akun Twitter @analispolitik, dia menyebut cara dosen pembimbing menulis catatan di skripsi itu tidak manusiawi.
"Feedback semacam ini - tidak manusiawi, malas, dan tidak membangun - sering ditemukan dalam "skripsi" mahasiswa. Itu harus dihentikan. Kami tidak akan melatih siswa yang baik dengan mengatakan karya mereka 'sampah'. itu hanya menunjukkan ketidakmampuan dosen dalam terlibat dengan karya orang lain," tulis @analispolitik.
Cuitan pria alumni UGM ini telah mendapatkan lebih dari 7 ribu like dan 6 ribu retweet sejak diunggah pada Minggu (13/10/2019).
Fierza lantas membalas cuitan Ahmad tersebut. Dia mengunggah tangkapan layar cuitan Ahmad dan membela apa yang dilakukan Sony Kusumasondjaja.
"Dear SJW, nggak usah sotoy. Saya di sini bahagia, tidak mengeluh, dan justru saya sangat terbantu dengan TAMPARAN beliau. Karena saya takut dapat SAMPAH lagi, saya jadi membiasakan diri untuk cari referensi sebelum menulis. Tentu nggak semua orang kuat mental menghadapi beliau," tulis @fierza.
Baca Juga: Mahasiswa Tewas, Kontras Duga Senpi Sengaja Dipakai untuk Bubarkan Pendemo
Dosen yang menulis coretan 'sampah', Sony Kusumasondjaja akhirnya memberikan klarifikasi. Dia menyebut kalau warganet Indonesia terlalu mudah menyimpulkan dan langsung memberi komentar pedas.
"Hiruk pikuk yang terjadi menunjukkan betapa mudahnya netizen +62 (yg bahkan well-educated, kuliah di Luar Negeri) untuk memberi komentar yang judgmental hanya berbekal DUA FOTO. Apa masih heran, kenapa masyarakat kita begitu mudah digoreng & dimanfaatkan para provokator via medsos?" tulis @KusumasondjajaS pada Senin (14/10/2019).
Sony menyayangkan sikap warganet yang justru berkomentar menyerang dirinya.
"Yang memberi komentar-komentar ganas itu apa ya sudah membaca draft lengkapnya, supaya paham konteks tulisan SAMPAH itu? Apa sudah paham bagaimana interaksi si mahasiswa & dosen sampai tulisan itu keluar? Kalau tidak, Anda jauh lebih parah daripada si dosen. Anda menghujat tanpa dasar yang kuat," imbuh Sony.
Menurut Sony, umumnya respon yang judgmental menyelipkan argumentasi yang bersifat asumis.
"Kenal sama mahasiswanya atau dosennya pun enggak, paham situasinya juga tidak, lalu merasa berhak menggugat dan menghujat - yang berdasar pada asumsi yang belum tentu betul tadi," ungkap Sony.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi