Suara.com - Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengungkapkan penyebab Waketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY tak masuk dalam susunan kabinet Jokowi jilid 2 atau Kabinet Indonesia Maju.
Melalui akun Twitter-nya, @FerdinandHaean2, Ferdinand mengatakan, bahwa PDI Perjuangan enggan menyediakan kursi kabinet untuk AHY lantaran hitung-hitungan soal politik untuk pemilihan presiden atau Pilpres 2024.
"PDI-P niscaya telah menghitung bahwa AHY akan maju ke gelanggang Pilpres 2024 dan partai ini tidak ingin menyediakan kursi di kabinet Jokowi sebagai panggung politik bagi AHY menjelang pencalonannya nanti,” cuit Ferdinand di Twitter, seperti dikutip Suara.com, Senin (28/10/2019).
"Mereka hanya takut pada macan belantara!!,” katanya.
Sebelumnya, politisi Partai Demokrat Andi Arief menyebutkan jika dendam Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ke Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY sangat panjang. Bahkan sampai turun menurun.
Andi Arief menjelaskan, Megawati masih dendam ke SBY. Hanya saja tidak jelas maksud Andi Arief yang diposting ke Twitternya, @AndiArief__, Sabtu (26/10/2019). Hanya saja dugaannya, terkait komposisi menteri di Kabinet Indonesia Maju dan AHY tidak dapat jatah menteri.
"Awalnya saya menduga bahwa dendam Ibu Megawati itu hanya pada Pak @SBYudhoyono, ternyata turun juga ke anaknya @AgusYudhoyono. Tadinya saya melihat Pak Jokowi mampu meredakan ketegangan dan dendam ini, rupany belum mampu," tulis Andi Arief.
Berita Terkait
-
Kuliti Jajaran Menteri Ekonomi, Rizal Ramli Sebut Anak Mami dan Ratu Utang
-
Respons Cuitan Andi Arief, Puan: Megawati-SBY Baik-baik Saja, Kenapa?
-
Amien Rais ke Kabinet Jokowi: Gak Bisa Apa-apa, Nanti Kita Buat Perhitungan
-
Mahfud MD Jabat Menko Polhukam, KPK Beri 3 Pesan Khusus
-
Prabowo Ternyata Digaji Rp 13,6 Juta Per Bulan Jabat Menteri Pertahanan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD