Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Tim Teknis Polri untuk mengusut kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan selama tiga bulan. Terhitung sejak Aguatus 2019, kini kerja tim teknis sudah berakhir pada 31 Oktober 2019.
Hingga saat ini tim teknis masih belum mengungkap siapa dalang dibalik butanya mata kiri Novel karena disiram air keras.
Terkait itu, Novel Baswedan mengatakan sama saja tim teknis Polri tak menghiraukan intruksi Presiden Jokowi. Novel mencatat setidaknya sudah tiga kali presiden memerintahkan institusi Polri untuk menyelesaikan kasus penyiraman air keras ini.
"Saya pikir Polri enggak boleh begitu, harus hiraukan perintah presiden, kalau perintah presiden enggak dilaksanakan, siapa lagi?," kata Novel usai menghadiri diskusi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (31/10/2019).
Novel menyatakan sejak empat bulan pasca-penyerang terhadap dirinya, dia merekomendasikan pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Tetapi Presiden Jokowi kata Novel, masih mempercayai Polri terkait pengungkapan kasus tersebut.
"Perlu ada apa namanya TGPF saya katakan itu empat bulan setelah kejadian dan kemudian presiden mengatakan bahwa kita percaya kan dulu ke Polri dan Polri untuk segera menyelesaikan," kata Novel.
Meski pelaku beluam berhasil diungkap, Novel mengaku sudah ikhlas dan memaafkan pelaku penyiraman air keras kepada dirinya. Namun, kata Novel, bukan berarti penagakan hukum berhenti begitu saja.
Menurut Novel jika polisi tidak mengungkap kasus ini ke publik sama saja membiarkan pelaku melakukan kejahatan ke orang lain.
Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Naik, Jokowi: Rakyat Harus Mengerti
"Maka saya tidak akan pernah diam akan tetap protes dan konsisten untuk melawan bahwa orang-orang yang berjuang memberantas korupsi itu enggak boleh diserang, enggak boleh diganggu," tutup Novel.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Geger Ijazah Jokowi, ANRI Tak Punya Salinannya, Pengamat Ungkap Potensi Sanksi Pidana
-
Doktor Kebijakan Publik Gugat ANRI, Sebut Ijazah Jokowi Bisa Dimakan Rayap di Tangan KPU
-
Usai Didemo Ratusan Siswa, Kepsek SMAN 1 Cimarga Segera Diperiksa Polisi Terkait Kasus Kekerasan
-
Riwayat Pendidikan Dadan Hindayana, Ahli Serangga yang Kini Jadi Bos MBG
-
Nasib Kepala SMA Negeri 1 Cimarga yang Tampar Siswa karena Ketahuan Merokok Bergantung Hasil Visum
-
Bullying di SMP Grobogan Berujung Kematian, KPAI: Harus Diproses Hukum Bila Terbukti Ada Kekerasan
-
Sebut 99,9 Persen Palsu, Roy Suryo Bongkar Kejanggalan Ijazah Jokowi, Kini Buru Bukti ke KPU Solo
-
Dokter Tifa Syok Terima Ijazah Jokowi dari KPU: Tanda Tangan Rektor dan NIM Diblok Hitam
-
Nadiem Makarim Kembali ke Kejaksaan Agung Usai Operasi, Mengaku Siap Jalani Proses Hukum!
-
PSI Gelar Konsolidasi Undang DPD hingga DPW se-Indonesia di Jakarta, Ini yang Dibahas