Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meminta waktu 100 hari kerja kepada dirinya. Waktu tersebut bakal digunakan Nadiem untuk merancang sebuah sistem pendidikan yang berbasis teknologi.
Jokowi mengatakan Indonesia adalah negara yang besar yang kualitas pendidikan yang berbeda-beda baik di Indonesia bagian timur, barat, bagian timur Indonesia.
Karena itu kata Jokowi, butuh teknologi yang bisa menjangkau dalam mengelola 3 juta guru, 300 ribu sekolah, dan 50 juta pelajar serta membuat sebuah standardisasi yang semuanya bisa mengikuti. Sebab kata Jokowi, tak mudah mengelola hal tersebut.
Selain itu juga perlu terobosan dan keberanian untuk menjangkau manajemen pengelolaan guru, sekolah dan pelajar.
"Kita sudah berpuluh-puluh tahun. Kalau kita mengandalkan sebuah sistem yang manual nggak mungkin menjangkau manajemen sebesar itu. Sehingga diperlukan sebuah keberanian, terobosan-terobosan yang tidak biasa kita lakukan," ucap dia.
Lebih lanjut, Jokowi mengakui banyak yang kaget dengan keputusan dirinya memilih mantan pendiri Gojek itu menjadi Mendikbud. Sebab Nadiem sama sekali tidak memiliki pengalaman di dunia pendidikan.
Namun Jokowi menilai perlu ada pendekatan yang berbeda di dunia pendidikan, karena perubahan dunia saat ini begitu cepat
"Karena dunia berubah dengan cepatnya, disrupsi teknologi ini harus disikapi. Oleh sebab itu, diperlukan orang yang bisa cepat merespons perubahan itu. Tidak rutinitas, monoton," tutur Jokowi.
Baca Juga: Relawan Jokowi Damai dengan Tersangka Penganiayaan, Ini Kata Polisi
Tak hanya itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan butuh 2,5 tahun untuk membuat sistem pendidikan berbasis teknologi. Ia juga sudah mengkalkulasi bahwa untuk mengelola manajemen butuh teknologi.
"Paling tidak nanti dilihat saja 2,5 tahun lagi, akan kita nilai. Jangan minta cepat kalau yang ini. Kita perlu persiapan sebuah aplikasi sistem sehingga menjangkau anak didik kita, menjangkau sekolah-sekolah, menjangkau guru-guru," ucap Jokowi.
"Artinya memang saya, bukan mencoba, saya sudah hitung bahwa dalam mengelola manajemen besar ini harus memakai yang namanya teknologi. Tanpa kita menggeser tujuan dari pendidikan kita yaitu membangun karakter bangsa, membangun jatidiri bangsa, tanpa keluar dari itu," sambungnya.
Jokowi menuturkan sistem pendidikan berbasis teknologi adalah sebuah acara mengantisipasi perubahan dunia yang sudah berubah cepat dengan adanya teknologi.
Ia pun meyakini di tangan Nadiem yang merupakan founder transportasi daring yakni Gojek, sistem pendidikan berbasis teknologi mampu menjangkau sekolah-sekolah dan guru-guru di seluruh Indonesia.
"Siapa yang bisa menggelola seperti itu? Ya yang menguasai teknologi. Siapa yang sudah terbukti menguasai seperti itu, ya beliau itu. Sudah kok sudah membuktikan bisa nggak dari situ dibawa ke dunia pendidikan. Beliau menyampaikan kepada saya 'bisa pak, tapi beri waktu saya (waktu)'. Saya beri waktu boleh. Saya nggak mau rutinitas intinya itu," kata Nadiem.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Polisi Masih Dalami Sosok 'Bjorka' yang Ditangkap di Minahasa, Hacker Asli atau Peniru?
-
Rano Karno Sebut Penting Sedot Tinja 3 Tahun Sekali: Kalau Tidak bisa Meledak!
-
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 14 Orang, Tim DVI Terus Identifikasi Santri Belasan Tahun
-
Diragukan Bjorka Asli, Dalih Polisi Ciduk WFH Pemuda Tak Lulus SMK yang Diklaim Bobol Data Bank
-
Viral Korban Kecelakaan Diduga Ditolak Puskesmas, Dibiarkan Tergeletak di Teras
-
Ombudsman RI Saran RUU Perampasan Aset Harus Perjelas Kerugian Akibat Korupsi dan Langgar HAM
-
Detik-detik Artis Keturunan Indonesia Ardell Aryana Disandera Tentara Israel saat Live TikTok
-
Rocky Gerung Pasang Badan Bebaskan Aktivis Kasus Demo Agustus: Mereka Bukan Kriminal!
-
Pastikan Serapan Anggaran MBG Membaik, Luhut: Menkeu Tak Perlu Ambil Anggaran yang Tak Terserap
-
Ngeri! Jakarta Masuk 5 Besar Kota dengan Udara Terburuk di Dunia