Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan petani bersemangat untuk membawa kembali masa jaya produksi rumput laut di Kepulauan Seribu.
Baru-baru ini, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta kini tengah menggiatkan kembali produksi rumput laut di Kepulauan Seribu, terutama di Pulau Panggang, Pulau Tidung, Pulau Pari, dan Pulau Lancang. Upaya ini dilakukan dengan pembagian 4.000 kilogram benih rumput laut bagi para petani di keempat pulau tersebut.
“Budi daya rumput laut harus diaktifkan kembali, karena potensi ekonominya masih sangat besar, terutama karena Indonesia mengandalkan rumput laut menjadi komoditas andalan untuk ekspor,” ujar Bupati Administrasi Kepulauan Seribu, Husein Murad, baru-baru ini.
Ternyata bukan melulu alasan ekspor, budi daya rumput laut di Kepulauan Seribu terasa penting untuk kembali dikembangkan, karena rumput laut dari sini pernah menjadi primadona.
Selain memberikan bantuan bibit, Pemkab Administrasi Kepulauan Seribu juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat di pulau lainnya, agar bisa mendapat keuntungan dan manfaat yang sama dengan petani rumput laut di Pulau Panggang, Tidung, Pari, dan Lancang. Keempat pulau tersebut memang dijadikan percontohan.
Pada kesempatan lain, Kepala Seksi Kelautan dan Perikanan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Risnadi, mengatakan, kondisi perairan di pesisir Pulau Pari dan Pulau Panggang merupakan lokasi yang paling ideal untuk produksi rumput laut.
“Produksi rumput laut sebenarnya sederhana dan mudah dilaksanakan oleh siapa pun. Produksinya sangat bergantung pada kualitas air lautnya. Jika tercemar, sudah pasti itu tidak akan tumbuh dengan baik,” jelas Risnadi.
Saat ini, sekitar 50 petani sudah menanam rumput laut di sekitar perairan Karang Lebar. Setelah ada perhatian dari pemerintah, para petani tersebut bersemangat untuk membawa kembali masa jaya hasil laut yang satu ini, yang pernah menjadi primadona. Produksi rumput laut yang berasal dari Kepulauan Seribu pernah berada pada masa kejayaan di tahun 1990-an.
Baca Juga: Sesuai Instruksi Gubernur, Pemprov DKI Perketat Uji Emisi Kendaraan Umum
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
Heboh Pakan Satwa Ragunan Dibawa Pulang Petugas, Pramono Membantah: Harimaunya Tak Keluarin Nanti
-
Jejak Karier Mentereng Mayjen Agustinus Purboyo, Kini Pimpin 'Pabrik' Jenderal TNI AD Seskoad
-
Apa Ketentuan Pengangkatan Honorer PPPK Paruh Waktu 2025? Ini Aturan KemenpanRB
-
Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah
-
Aksi Heroik 10 Anjing Pelacak K9, Endus Jejak Korban Longsor Maut di Cilacap
-
Finish 10K BorMar 2025 dalam 81 Menit, Hasto Kristiyanto Lampaui Capaian Pribadi: Merdeka!
-
Sriwijaya Ranau Gran Fondo 2025 Tegaskan Seruan Gubernur Herman Deru: Jaga Alam Demi Pariwisata
-
Masih Tunggu Persetujuan Orang Tua, SMAN 72 Belum Bisa Belajar Tatap Muka Senin Besok
-
International Parade Marching Carnival Sukses Digelar, Jember Siap Menjadi Pusat Event Besar
-
Hasto Kristiyanto Ikut Start 10K BorMar 2025: Mencari Daya Juang di Bawah Keagungan Borobudur