Suara.com - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyinggung momen saat dirinya merangkul Presiden PKS Sohibul Iman, yang sempat disindir Presiden Jokowi.
Surya Paloh menjelaskan, rangkulan tersebut hanya sebatas menjalin tali silaturahmi anak bangsa, namun menjadi polemik ketika ditafsirkan dengan curiga.
"Tingkat diskursus politik yang paling picisan di negeri ini, hubungan, rangkulan, tali silaturahmi, dimaknai dengan berbagai macam tafsir dan kecurigaan," kata Surya Paloh dalam pidatonya dalam Kongres Partai Nasdem di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019).
Menurutnya, pola kecurigaan semacam inilah yang mempertebal perbedaan di masyarakat yang berujung pada masalah bangsa.
"Sehingga ketika kita berkunjung pun ke kawan, mengundang kecurigaan. Ini bangsa model apa seperti ini?" kata Surya Paloh.
Lebih lanjut, Paloh menyebut demokrasi di Indonesia saat ini bukan melangkah maju namun semakin mundur jika demokrasi hanya dipenuhi dengan kecurigaan, bukan persatuan.
"Ada paradoks di sini. Kita bilang kita mau maju tapi kita melangkah ke belakang. Kita bilang, 'Mari kita bermusyawarah bergotong-royong', tapi kita hanya bilang, 'Aku saja yang penting, yang lain biar mati semuanya.' Semuanya penuh dengan kecurigaan, maka kita semakin menjauhi dengan nilai yang namanya Pancasila" tegas Paloh.
Untuk diketahui, Partai NasDem menggelar Kongres ke II di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada tanggal 8 - 11 November 2019.
Baca Juga: Anies di Kongres Nasdem: Surya Paloh Beri Contoh Demokrasi yang Berbeda
Sebanyak 7.000 peserta lebih diperkirakan hadir dalam Kongres ke II NasDem tersebut.
Dalam kongres itu, Partai NasDem juga akan membicarakan terkait penyusunan langkah strategis politik untuk lima tahun ke depan.
Setidaknya, ada tiga poin yang ditargetkan Partai NasDem, yakni mencanangkan kemenangan Pilkada serentak 2020, Pileg 2024, hingga Pilpres 2024.
Berita Terkait
-
Maulid di Istana, Maruf: Semangat Perubahan Rasulullah Mesti Diteladani
-
Anies di Kongres Nasdem: Surya Paloh Beri Contoh Demokrasi yang Berbeda
-
Anies Pidato di Kongres Partai Nasdem, Singgung soal Persatuan
-
Jokowi - Ma'ruf Amin Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana
-
Surya Paloh dan Anies Jalan Sejajar ke Arena Kongres II Partai Nasdem
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!