Suara.com - Sedikitnya 600 perempuan warga negara Pakistan dijual untuk dijadikan istri ke China selam 18 tahun terakhir.
Kasus tersebut terungkap setelah pihak berwenang Pakistan menggelar investigasi dan penyelidikan, demikian dikabarkan ABC Australia, Kamis (5/12/2019).
Namun, pemerintah Pakistan mengakui usaha untuk membebaskan jerat perkawinan paksa serta setengah perbudakan tersebut mendapat banyak hambatan.
Para penyelidik sudah memiliki daftar 629 perempuan Pakistan yang tercatat dalam sistem manajemen perbatasan, yang mencatat semua perjalanan ke luar negeri lewat bandara.
Informasi tersebut mencakup nomor KTP, nama suami mereka di China, dan tanggal pernikahan, yang terjadi selama tahun 2018 sampai April 2019.
Menurut sebuah sumber kepada kantor berita Associated Press, daftar itu dikumpulkan bulan Juni 2019 namun dihentikan karena adanya tekanan dari pejabat pemerintahan Pakistan.
Saleem Iqbal adalah seorang pegiat beragama Kristen yang membantu orangtua menyeleamatkan anak-anak perempuan mereka dari China dan mencegah mereka dijual ke sana.
Menurutnya, pemerintah Pakistan berusaha menghentikan penyelidikan yang sedang dilakukan pejabat dari Badan Penyelidik Federal Pakistan.
'Tidak seorang pun membantu mereka'
Baca Juga: Lagi Jualan Jilbab, WNA Asal Pakistan Ditangkap Petugas Imigrasi Agam
Bulan Oktober lalu, pengadilan di kota Faisalabad membebaskan 31 warga China yang sebelumnya dikenai tuduhan perdagangan manusia.
Beberapa perempuan yang sebelumnya sudah berbicara dengan polisi kemudian menolak memberikan kesaksikan di pengadilan karena mereka diancam atau disuap untuk tidak berbicara.
Beberapa pejabat senior Pakistan mengatakan peyelidikan mengenai perdagangan manusia ke China sekarang menurun, dan para penyelidik juga merasa frustrasi.
Media Pakistan juga disebutkan ditekan untuk menulis laporan mengenai perdagangan manusia. Beberapa pejabat juga tidak mau menyebut namanya ketika berbicara dengan AP karena takut.
"Tidak seorang pun yang melakukan sesuatu untuk membantu para wanita tersebut."
"Perdagangan manusia ini terus berlanjut dan semakin membesar. Mengapa? Karena mereka tahu mereka tidak akan diselidiki."
Berita Terkait
-
Dubes Cina Temui Mahfud MD, Perkuat Kerja Sama Bidang Polhukam
-
Resmi Dibuka Tahun Depan, Ini Jembatan Pertama Penghubung China dan Rusia
-
Tak Bisa Kasih Uang Cash, Pengemis di China Terima Non Tunai
-
China Targetkan Bangun 45 Ribu BTS 5G
-
Ini 6 Brand Terlaris Asal Indonesia yang Tembus Tiongkok via Tmall Alibaba
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!