Suara.com - Menteri Sosial (Mensos), Juliari P. Batubara menyatakan keprihatinanya terkait tingginya tingkat kemiskinan di pedesaan dibandingkan tingkat kemiskinan nasional. Melalui Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos), Mensos berharap, akses warga desa terhadap layanan dasar makin terbuka.
"Tingkat kemiskinan di desa masih sekitar 13 persen, bandingkan dengan kemiskinan tingkat nasional yang mencapai rata-rata 9,41 persen. Dengan berbagai program, pemerintah berkomitmen penuh agar desa semakin sejahtera. Bahkan, Presiden ingin desa jadi penggerak ekonomi," katanya, dalam sambutannya pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional II DPP Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi), di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2019).
Dalam kesempatan itu, Mensos sekaligus melakukan pencanangan "Gerakan Satu Desa Satu Puskesos". Puskesos adalah layanan rujukan satu pintu (terintegrasi) di tingkat desa, yang merupakan 'miniatur' Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) yang berada di tingkat kabupaten/kota.
Melalui Puskesos, Kementerian Sosial sendiri terus mendorong Pemerintah Daerah hingga ke Pemerintah Desa untuk melakukan inovasi terkait pelayanan publik, termasuk dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
"Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial, tidak hanya harus tepat sasaran, cepat, responsif, namun juga sebaiknya terintegrasi," kata Juliari, di hadapan Papdesi.
Namun sejauh ini, anggaran Kemensos dalam membangun Puskesos sangat terbatas, sejalan dengan fokus program pada Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
"Saat ini, anggaran Kemensos baru cukup untuk pembangunan dua Puskesos untuk satu kabupaten/kota," kata Mensos.
Dengan keterbatasan anggaran Kemensos untuk pendirian Puskesos, maka akan diprioritaskan untuk desa dengan kategori desa maju mandiri lebih dulu.
Pada prinsipnya, Kemensos mempersilakan kabupaten/kota yang berminat mendirikan Puskesos untuk mengajukan surat melalui dinas sosial setempat.
Baca Juga: Kemensos Mengadakan Pelatihan Manajemen Kasus bagi Pekerja Sosial
"Saya kira, nanti bisa dikoordinasikan dengan Papdesi," katanya.
Namun demikian Mensos tetap berharap, Papdesi bisa meningkatkan kualitas tata kelola dana desa, seperti menyiapan data desa dan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (ABPDes). Mensos mempertanyakan data desa dan ABPDes kepada pengurus PAPDESI, namun tidak bisa dijawab memuaskan.
"Mulai hari ini, tolong APBDes-nya diselesaikan dan lakukan pendataan anggota Papdesi," kata Mensos.
Data desa, kata Mensos, sangat penting. Dengan data yang lengkap, pemerintah tahu jumlah desa. Selain itu juga bisa mengklasifiksikan desa, apakah masuk desa mandiri, desa maju, tertinggal, atau sangat tertinggal.
Data juga penting untuk memetakan potensi desa. Misalnya di desa tertentu, merupakan basis pengerajin tangan, maka produk yang dihasilkan apa saja, dan sebagainya.
"Bila data bisa dilaporkan dengan baik, maka jenis intervensi program yang tepat bisa ditentukan," kata Mensos.
Berita Terkait
-
Mensos Minta Riset terkait Program Pemberdayaan Sosial Diperkuat
-
Mensos Tekankan Keseriusan Pemerintah Membangun SDM Unggul
-
Kemensos Apresiasi Dukungan Ombudsman terhadap Program Keluarga Harapan
-
Rangkaian Peringatan HKSN 2019, Mensos Canangkan Bulan Donor Darah
-
Komisi VIII : Program Keluarga Harapan di Banten Bagus dan Berhasil
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre