Suara.com - Minimnya akses transportasi kembali menambah panjang cerita pilu yang dialami ibu hamil saat akan melahirkan di wilayah Indonesia. Kali ini peristiwa tersebut dialami Warga Nagari Persiapan Maligi Kecamatan Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.
Rani, Warga Persiapan Maligi terpaksa melahirkan bayinya di tengah perjalanan saat akan menuju Puskesmas Sasak. Diberitakan Covesia.com-jaringan Suara.com, prosesi kelahiran Rani tersebut diceritakan warga setempat Hendrian (41) yang menyaksikan peristiwa persalinan tersebut pada Kamis (26/12/2019) sekitar pukul 10.00 WIB.
"Rani diketahui sudah sakit mau melahirkan sejak tadi malam. Karena di Nagari Persiapan Maligi hanya ditopang sebuah Pustu. Sementara kondisi kehamilan Rani harus ditangani oleh medis di Puskesmas Sasak. Kemudian diboncenglah dengan sepeda motor menuju Puskesmas. Namun saat di tengah perjalanan tadi, kondisi kehamilan Rani tak terbendung lagi dan melahirkan diperjalanan menuju Puskesmas Sasak sekitar pukul 10.00 WIB," katanya.
Hendrian mengemukakan bayi laki-laki yang dilahirkan Rani dalam keadaan selamat karena ada bidan desa yang ikut bersama Rani.
"Karena bidan desa bersama beberapa orang yang tengah membawa Rani turut membantu proses persalinannya seadanya. Selanjutnya kami langsung menghubungi pihak Puskesmas Sasak untuk meminta pertolongan medis."
Namun, kata Hendrian, penanganan terhadap Rani terbilang lamban karena harus menunggu kedatangan tim medis hingga satu jam.
"Rani harus menunggu satu jam lebih untuk kedatangan tim medis. Sebelum kemudian dilarikan bersama Ambulans ke Puskesmas Sasak. Semoga kondisi bayi bisa sehat dan Rani selamat dengan sehat."
Dikemukakan Hendrian, kejadian tersebut sudah yang kesekian kalinya dialami Masyarakat Maligi.
"Ada sekitar 1.500 Kepala Keluarga (KK) di Nagari Persiapan Maligi. Berbagai kondisi kesulitan akses keluar-masuk Maligi sudah menjadi tak asing lagi bagi kami. Baik anak sekolah, pergi berobat, transportasi dan lainnya. Karena memang kondisinya hanya layak dilewati kendaraan roda dua," katanya.
Hendrian mengemukakan, untuk menuju lokasi dari Nagari Persiapan Maligi harus menempuh jalur laut menggunakan sampan sekitar satu jam.
"Seperti yang dialami Rani kondisi kehamilannya harus melewati darat dengan sepeda motor dan jalur laut menggunakan Sampan sekitar satu jam lebih waktu normal. Kalau air lagi pasang, bisa lebih dari satu jam. Ditambah sekitar 30 menit dari pinggir pantai menuju jalan keluar juga hanya layak dengan sepeda motor," katanya.
Kondisi daerah yang terisolir, katanya, sudah lama terjadi maupun di era kepemimpinan bupati silih berganti.
"Kami berharap kepada semua pihak jangan lagi menutup mata akan penderitaan kami di Maligi. Baik Bupati, DPRD dan pemangku kebijakan lainnya, tolong sudahi penderitaan kami. Bangun sarana transportasi yang layak, agar korban seperti yang dialami Rani ini tidak terus terulang."
Baca Juga: Ibu Hamil Dipukul dan Diinjak Lelaki Anti Islam karena Pakai Jilbab
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
Pilihan
-
Prabowo Mau Beli Jet Tempur China Senilai Rp148 Triliun, Purbaya Langsung ACC!
-
Menkeu Purbaya Mulai Tarik Pungutan Ekspor Biji Kakao 7,5 Persen
-
4 Rekomendasi HP 2 Jutaan Layar AMOLED yang Tetap Jelas di Bawah Terik Matahari
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
Terkini
-
Periksa 5 Saksi di Kantor Polisi, KPK Penuhi Permintaan Tersangka Kasus Dana Hibah Jatim: Ini Lazim
-
Keponakannya Masuk Konten Ponpes Trans7, Wakil Ketua DPR RI Juga Ingin Laporkan Pihak TV
-
Pemerintah Umumkan Syarat Program Pelatihan Konstruksi untuk Santri, Minimal Usia 18 Tahun
-
Cinta Buta Pada Yance Berujung Tragis! Istri Lindungi Suami Buronan Justru Dibakar Hidup-hidup
-
Delpedro Marhaen Praperadilan: Penangkapan Janggal Setelah Satu Hari Jadi Tersangka?
-
Disekap dan Disiksa Seperti Hewan, Begini Kisah Mengerikan Korban Modus COD Mobil di Tangsel
-
Hidup Sunyi Ammar Zoni usai 'Dibuang' ke LP Nusakambangan, Sidang Kasusnya Cuma Lewat Zoom
-
DPRD Soroti Lambannya Revitalisasi Pasar Taman Puring, Ada Apa dengan Pemprov DKI?
-
Nikmati Promo Spesial: Diskon 50% untuk Tambah Daya Listrik, Peringati Hari Listrik Nasional ke-80
-
Temui Menhan, PKS Sarankan Pendekatan Keamanan Manusia Komprehensif dalam Pertahanan Nasional