Suara.com - Seorang dosen perguruan tinggi di Somalia, putra dari seorang perwira polisi senior, telah dinyatakan bersalah karena memimpin operasi al-Shabab di Mogadishu selama beberapa tahun.
Pengadilan militer di Mogadishu menghukum mati Mohamed Haji Ahmed pada hari Selasa.
Jaksa penuntut sebelumnya ingin mengajukan dakwaan yang mengaitkan Ahmed dengan kematian lebih dari 180 orang. Tetapi akhirnya, ia dijatuhi hukuman karena berada di balik pembunuhan tiga jenderal, seorang kopral polisi dan seorang wakil jaksa agung.
Dalam sebuah video yang direkam dan dirilis pengadilan, Ahmed mengaku bekerja sebagai pimpinan operasi al-Shabab di Mogadishu.
"Saya adalah pemimpin operasi di kota, di wilayah itu," katanya dalam video. "Tidak ada yang lebih menegangkan daripada mengirim seseorang untuk melakukan sesuatu - apa yang akan terjadi pada mereka? Apakah mereka terbunuh?"
Ia mengatakan setelah operasi dilaksanakan, bos al-Shabab akan memanggilnya untuk mengetahui bagaimana hasilnya, siapa yang menembak, dan berapa banyak peluru yang ditembakkan.
Ia juga akan mengirim informasi ke stasiun radio al-Shabab, Radio Andalus, sehingga kelompok itu bisa mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan dan menggunakannya sebagai propaganda.
Pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada enam anggota al-Shabab lainnya, empat di antaranya secara in absentia. Anggota kedelapan Shabab dihukum penjara seumur hidup.
Seorang perempuan yang bekerja di Kantor Pusat Perempuan Somalia juga dihukum karena menyampaikan informasi mengenai pergerakan pejabat pemerintah terhadap al-Shabab. Fadumo Hussein Ali, yang juga dikenal sebagai "Kolonel Fadumo," dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Baca Juga: 5 Anaknya Dibunuh, Wanita Ini Masih Minta Hakim Tak Hukum Mati Suaminya
Sumber: VOA Indonesia
Berita Terkait
-
Mau Dieksekusi Mati, Pembantai Satu Keluarga Tahun 1995 Alami Gangguan Jiwa
-
Wacana Koruptor Dihukum Mati, ICW: Jokowi Tak Paham Hukum
-
Boom! Ledakan di Somalia Tewaskan 61 Orang
-
Dituduh Hina Nabi Muhammad, Profesor Junaid Divonis Hukuman Mati
-
Pimpinan KPK: Hukuman Mati Tak Jamin Tindakan Korupsi Menurun
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?