Suara.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengunggah foto Star-Spangled Banner, sebutan untuk bendera AS, setelah Kepala Pasukan Elite Iran Quds Jenderal Qassem Soleimani tewas dalam serangan udara oleh Amerika Serikat di Bandara Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020).
Pada cuitannya di Twitter, hanya ada satu foto Star-Spangled Banner tanpa keterangan apa pun. Kicauan tersebut langsung direspons warganet hingga mendapat lebih dari 86 ribu komentar, 88 ribu kali retweet, dan disukai 354 ribu akun.
Ia dan pasukan AS pun dipuji-puji para pendukung Trump karena dianggap telah menunjukkan keberanian yang berujung pada gugurnya Soleimani.
Bahkan tak sedikit di antara mereka yang justru menyerukan potensi munculnya Perang Dunia III atau World War III.
Kendati demikian, di antara warganet yang memberikan balasan pada twit Trump, banyak pula yang berseberangan dengan Trump. Bahkan mereka "menyerang" Trump dengan jejak digitalnya.
Presiden yang menjabat sejak 2017 itu dianggap munafik lantaran sebelumnya ia pernah mengecam Presiden ke-44 AS Barack Obama. Dalam cuitannya pada 2011 dan 2012 itu, ia menuding Obama mencoba mengerek elektabilitas lewat pernyataan untuk memulai perang dengan Iran.
Jejak digital Trump ini dibagikan sejumlah pengguna Twitter, salah satunya jurnalis Helen Kennedy.
Pada foto yang diunggah Kennedy, kata "Obama" serta akun @BarackObama yang dicuitkan Trump dibubuhi coretan oleh Kennedy dan diganti dengan "me" maupun "I".
"In order to get elected, @BarackObama will start a war with Iran. [Supaya terpilih, @BarackObama akan memulai pernag dengan Iran]," tulis @realDonaldTrump pada 29 November 2011.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Begal Payudara yang Mengincar Korban di Halte Bus
Tak hanya itu, di 22 Oktober 2012, ia juga berkicau, "Don't let Obama play the Iran card in order to start a war in order to get elected--be careful Republicans! [Jangan biarkan Obama memainkan 'kartu Iran' untuk memulai perang demi terpilih di pemilu -- hati-hati, Republicans]."
Kepala Pasukan Elite Quds Iran sekaligus tokoh militer berpengaruh Mayor Jenderal Qassem Soleimani tewas dalam serangan udara oleh Amerika Serikat terhadap konvoi kedua petinggi militer itu di bandara Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020). Selain Soleimani, komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, juga terbunuh dalam serangan itu.
"AS dan Israel adalah musuh yang bertanggung jawab atas pembunuhan mujahidin Abu Mahdi al Muhandis dan Qassem Soleimani," kata juru bicara kelompok payung Pasukan Mobilisasi Populer, Ahmed al Assadi seperti dikutip dari Reuters.
Dari Washington DC, AS, Pentagon mengklaim, "Serangan itu ditujukan untuk menghalangi rencana serangan oleh Iran pada masa depan."
Berdasarkan keterangan kelompok paramiliter Irak, tiga buah roket menghantam Bandara Internasional Baghdad, sehingga menewaskan dua "tamu" serta lima orang lainnya yang merupakan anggota kelompok paramiliter itu.
Selain memakan korban jiwa, roket yang mendarat di dekat terminal kargo itu juga mengakibatkan dua unit kendaraan terbakar serta melukai sejumlah orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
Urai Penumpukan Roster CPMI Korea Selatan, Menteri Mukhtarudin Siapkan Langkah Strategis