Suara.com - Media sosial, khususnya Twitter, mendadak 'mencekam', Jumat (3/1/2020), karena dua trending topics yang masuk pada peringkat teratas worldwide atau seluruh dunia: tagar WWIII dan World War 3.
Keduanya berkaitan dengan tewasnya Kepala Pasukan elite Quds (Quds Force) Iran Jenderal Qassem Soleimani akibat serangan udara yang dilancarkan AS. Quds Force merupakan pasukan khusus dari Revolutionary Guards, salah satu pasukan bersenjata Iran.
Pantauan Suara.com, frasa World War 3 telah mencapai hampir dua juta cuitan, sementara #WWIII lebih dari 200 ribu.
Di atas keduanya, kata "Iran" memuncaki daftar topik yang paling banyak dibicarakan di Twitter seluruh dunia, dengan jumlah cuitan menyentuh angka dua juta.
Tewasnya Soleimani itu, setelah tiga buah roket menghantam Bandara Internasional Baghdad hingga memunculkan sebutan perang dunia ketiga, menunjukkan perpecahan yang makin memanas antara AS dan Iran.
Dilaporkan The Times of Israel, Soleimani adalah salah satu tokoh paling populer di Iran dan dipandang sebagai musuh mematikan oleh Amerika dan sekutunya.
Bagi para penggemar dan musuhnya, Soleimani adalah tokoh utama di balik tersebarnya pengaruh Iran, yang memimpin perang melawan pasukan jihadis dan memperluas peran diplomatik Iran di Irak, Suriah, dan sekitarnya.
"Bagi Syiah Timur Tengah, dia adalah James Bond, Erwin Rommel dan Lady Gaga digabung menjadi satu," tulis mantan analis CIA, Kenneth Pollack, dalam profil untuk 100 orang paling berpengaruh di Time pada 2017.
"Bagi Barat, dia... bertanggung jawab untuk mengekspor revolusi Islam Iran, mendukung teroris, menumbangkan pemerintah pro-Barat dan mengobarkan perang asing Iran," tambah Pollack.
Baca Juga: Ribut Soal Perairan Natuna, Pemerintah Indonesia Nyatakan China Langgar ZEE
Dalam peristiwa ini, tak hanya Soleimani, komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis juga ikut terbunuh.
"AS dan Israel adalah musuh yang bertanggung jawab atas pembunuhan mujahidin Abu Mahdi al Muhandis dan Qassem Soleimani," kata juru bicara kelompok payung Pasukan Mobilisasi Populer, Ahmed al Assadi seperti dikutip dari Reuters.
Dari Washington DC, AS, Pentagon mengklaim, "Serangan itu ditujukan untuk menghalangi rencana serangan oleh Iran pada masa depan."
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK