Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (30/1/2020) waktu Jenewa, Swiss, akhirnya mengumumkan keadaan darurat global terkait penyebaran virus corona mematikan dari China.
Pengumuman yang sebelumnya sempat 'ditunda' itu dilakukan setelah korban tewas akibat virus corona di China mengalami lonjakan terbanyak pada satu hari.
Badan kesehatan PBB yang berbasis di Jenewa pada awalnya 'meremehkan' ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit itu, yang kekinian hingga Jumat (31/1/2020) telah menewaskan 213 orang di China.
"Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah," kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pengarahan di Jenewa sebagaimana dilansir dari Channel News Asia, Jumat (31/1/2020).
"Kita semua harus bertindak bersama sekarang untuk membatasi penyebaran lebih lanjut ... Kita hanya bisa menghentikannya bersama," sambungnya.
Namun Tedros mengatakan pembatasan perjalanan dan perdagangan dengan China tidak perlu dilakukan untuk membendung penyebaran virus corona itu. Di mana dilaporkan sudah menyebar di sedikitnya 15 negara di dunia.
Banyak negara telah mendesak warganya untuk tidak mengunjungi China, sementara beberapa telah melarang masuk bagi wisatawan dari kota Wuhan di China tengah, tempat virus itu pertama kali muncul.
Sementara Amerika Serikat melaporkan kasus pertama seseorang yang tertular virus corona dari orang lain di tanah Amerika - seorang pria di Chicago yang tertular penyakit dari istrinya, yang telah melakukan perjalanan ke Wuhan.
Maskapai mulai membatalkan penerbangan yang melayani China pada hari Rabu, dan lebih banyak lagi yang mengikuti pada hari Kamis.
Baca Juga: Terus Bertambah, Korban Tewas Akibat Virus Corona di China Kini 213 Orang
Lalu Israel juga melarang semua penerbangan dari China, sementara Rusia mengatakan akan menutup perbatasan timur jauh dengan China karena wabah itu.
Lebih dari 6.000 wisatawan untuk sementara dikunci di atas kapal pesiar di pelabuhan Italia setelah dua penumpang China diisolasi karena khawatir mereka mungkin membawa virus.
Berita Terkait
-
Terus Bertambah, Korban Tewas Akibat Virus Corona di China Kini 213 Orang
-
Virus Corona Menyebar di Eropa, Italia Umumkan Kasus Pertama
-
Bill Gates Sumbang Rp 140 Miliar Atasi Virus Corona di China dan Afrika
-
Virus Corona: Lelaki Lebih Rentan Kena, Hong Kong Kembangkan Vaksin
-
Studi 99 Pengidap Pertama Virus Corona: 5 Fakta Virus Mematikan dari Wuhan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Rumah Dijarah, MKD Pertimbangkan Keringanan Hukuman untuk Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya
-
Tertangkap! 14 ABG Pelaku Tawuran di Pesanggrahan Jaksel Bawa Sajam hingga Air Cabai
-
Bukan Penipuan! Ternyata Ini Motif Pria Tabrakan Diri ke Mobil di Tanah Abang
-
Resmi! Gubernur Riau Jadi Tersangka, Langsung Ditahan 20 Hari!
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan
-
Ini Pertimbangan MKD Cuma Beri Hukuman Ahmad Sahroni Penonaktifan Sebagai Anggota DPR 6 Bulan
-
MKD Jelaskan Pertimbangan Adies Kadir Tidak Bersalah: Klarifikasi Tepat, Tapi Harus Lebih Hati-hati