Suara.com - Jumlah kematian akibat virus corona atau coronavirus terus bertambah setiap hari. Hingga Rabu (5/2/2020) pagi, korban tewas sudah mendekati angka 500, tepatnya 490 jiwa. Ini setelah Hong Kong mengumumkan kematian pertama akibat virus mematikan itu.
Lebih dari 20 negara telah mengkonfirmasi kasus-kasus virus corona. Kondisi itu mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengumumkan darurat kesehatan global. Termasuk sejumlah negara melakukan pembatasan atau bahkan menghentikan sementara penerbangan dari atau menuju China.
Dikutip dari Channel News Asia, WHO pada Selasa (4/2/2020) menyerukan agar lebih banyak solidaritas global untuk memerangi virus corona.
Virus corona baru itu terdeteksi terus menyebar. Bahkan di Singapura, Malaysia, dan Thailand pada Selasa kemarin melaporkan infeksi baru itu menular tanpa 'diimpor' dari China.
Dari daratan China, dilaporkan pihak berwenang di tiga kota di Provinsi Zhejiang timur - termasuk satu di dekat Shanghai - memutuskan untuk membatasi jumlah orang yang diizinkan meninggalkan rumah mereka.
Tiga distrik di Hangzhou - termasuk daerah di mana kantor utama raksasa teknologi China, Alibaba berbasis - sekarang hanya mengizinkan satu orang per rumah tangga bisa pergi ke luar setiap dua hari untuk membeli kebutuhan.
Kota ini hanya 175 km barat daya dari pusat keuangan Shanghai, yang telah melaporkan lebih dari 200 kasus, termasuk satu kematian.
Zhejiang telah mengkonfirmasi 829 kasus - jumlah tertinggi di luar Provinsi Hubei (pusat pandemi virus corona).
Penyakit ini diyakini muncul pada bulan Desember di pasar Wuhan yang menjual hewan liar, dan menyebar dengan cepat ketika orang-orang bepergian untuk liburan Tahun Baru Imlek di bulan Januari.
Baca Juga: China Klaim Tingkat Fatalitas Virus Corona Mulai Menurun
Cina telah berjuang untuk menahan virus itu meskipun memberlakukan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk secara virtual mengunci lebih dari 50 juta orang di Hubei.
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menuduh negara-negara kaya gagal dalam tugasnya berbagi data, dengan menyatakan bahwa: "Dari 176 kasus yang dilaporkan di luar China sejauh ini, WHO telah menerima formulir laporan kasus lengkap hanya 38 persen. "
Berita Terkait
-
Gokz! Begini Cara Korsel Tangani Pasien Virus Corona
-
Virus Corona Terus Menyebar, Harga Minyak Dunia Merosot Lagi
-
China Klaim Tingkat Fatalitas Virus Corona Mulai Menurun
-
Sakit-sakitan Sepulang dari China, RS Margono Purwokerto Isolasi Mahasiswi
-
Dilarang Masuk Indonesia, Impor Hewan Hidup dari China akan Dipulangkan
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
KPK Ungkap Dugaan RK Terima Uang Hasil Korupsi Pengadaan Iklan di BJB
-
PSI Jakarta Ungkap Aksi Nyata Jawab Tuntutan 17+8, Apa Saja?
-
Baru Sehari Jabat Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa Didemo dan Didesak Dicopot
-
Mengenal Lebih Dekat Puteri Komarudin, Sosok Disebut Jadi Menpora Gantikan Dito
-
Ustaz Khalid Ngaku Jadi Korban Agen Travel Muhibbah dalam Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Susul Kasus Jokowi, Roy Suryo Pertanyakan Ijazah Gibran
-
Viral! Wanita Ini Syok Isi Celengan Berubah, Uang Ratusan Ribu Mendadak Jadi Recehan
-
Peringatan Ulta Levenia soal Ancaman Intervensi Asing di Indonesia
-
KPK Tahan 3 Tersangka Kasus Suap pada Pengadaan Katalis Pertamina
-
Refly Harun : Gibran Jadi Wapres Setelah SMA di Luar Negeri Adalah Cacat Bawaan