Suara.com - Tiga warga negara Indonesia atau WNI di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China yang batal pulang ke tanah air masih dalam pantauan pemerintah China. Saat ini kota Wuhan masih dalam status dikunci alias lockdown sehingga pemerintah pun harus mengikuti aturan dari otoritas China.
Tiga WNI tersebut sebelumnya hendak ikut pulang ke tanah air dengan 238 WNI dan satu WNA yang dijemput pemerintah pada beberapa waktu lalu. Namun mereka dilarang untuk ikut rombongan karena dalam kondisi sakit.
"Mereka dipantau oleh pemerintah Cina, tidak boleh lewat dengan PHEIC enggak boleh lewat," kata Terawan di Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).
Kemudian pemerintah China pun masih menerapkan status lockdown untuk kota Wuhan sehingga tidak ada aktivitas penjemputan atau pengantaran yang bisa dilakukan di kota itu.
Meski demikian, pemerintah Indonesia selalu memantau kondisi mereka. Pasalnya kondisi kesehatan mereka selalu diawasi oleh Pemerintah China yang juga diperhatikan oleh pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
"Jadi mereka dalam pengawasan kesehatannya oleh pemerintah China tapi dalam laporannya oleh Kemenlu," pungkasnya.
Untuk diketahui, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu Judha Nugraha menyebut, ketiga orang itu tidak memenuhi standar kesehatan. Saat ini, mereka dipulangkan ke asrama di daerah di Wuhan dan Xianning, China.
"Nah untuk tiga orang ini tidak memenuhi kesehatan untuk terbang. Oleh karena itu dilarang untuk naik pesawat oleh otoritas RRT," kata Judha di Kantor Kemenlu, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).
Diketahui, sebanyak 238 WNI serta satu WNA kekinian berada di Natuna, Kepulauan Riau untuk menjalani karantina menyusul epidemi virus corona atau coronavirus yang dinyatakan sebagai keadaan darurat global oleh World Health Organization (WHO).
Baca Juga: Kasus Meningkat, Singapura Teliti Pembuatan Vaksin Virus Corona Wuhan
Berita Terkait
-
WNI dari China di Natuna, saat Pulang Bakal Dipantau 14 Hari di Rumahnya
-
Kasus Meningkat, Singapura Teliti Pembuatan Vaksin Virus Corona Wuhan
-
CEK FAKTA: Benarkah Ada Kontainer Biohazard di Konjen AS di Wuhan?
-
Pakar Singapura: Ruangan Ber-AC Menguntungkan Perkembangan Virus Corona
-
Jakarta Waspada Virus Corona
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Kronologi Berdarah Polisi Bacok Polisi di Kelab Malam: Aipda S dan Bripka I Adu Bacot saat Teler!
-
Sudah Ditangkap? Misteri Hilangnya Nama Gembong Narkoba Fredy Pratama dari Situs Interpol
-
MBG di SDN 01 Pasar Rebo Disetop Imbas Keracunan Massal, Sampel Muntahan Siswa Diteliti Puskesmas
-
Miris! Polisi Bacok Polisi di Tempat Hiburan Malam, Propam Polda Gorontalo Ancam Sanksi Berat
-
Acungkan Jari Telunjuk, Ekspresi Prabowo 'Pecah' saat Nyanyi Bareng Sederet Pejabat di Lubang Buaya
-
Keracunan MBG di Pasar Rebo! Mie Pucat dan Bau Busuk Diduga Jadi Biang Kerok
-
Bau Busuk dari Mobil Terparkir Ungkap Tragedi: Sopir Taksi Online Ditemukan Tewas di Pejaten
-
Korupsi Menggila di Desa! ICW Ungkap Fakta Mencengangkan Sepanjang 2024
-
Menkeu Purbaya Curhat Gerak-geriknya di Tiktok Dipantau Prabowo, Mengapa?
-
Organisasi Kesehatan Kritik Rencana Menkeu Tidak Naikkan Cukai Rokok 2026: Pembunuhan Rakyat!