Suara.com - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan dalam rangka menghadapi era digital atau era Era revolusi industri 4.0, dunia usaha dan industri untuk responsif terhadap perubahan guna menjaga eksistensi bisnisnya. Begitupun dengan SDM, sikap responsif harus diimplementasikan agar tetap berdaya saing.
"Kita berhadapan dengan era di mana manusia bukan satu-satunya penggerak utama. Kita ini sedang bersaing dengan robot, bersaing dengan mesin, karena teknologi bergerak dengan cepat," kata Menaker Ida.
Di hadapan mahasiswa/i UNUSIA, Menaker menjelaskan bahwa era desrupsi ekonomi ini tidak cukup dihadapi hanya dengan inovasi dan kreativitas. Namun, yang harus menjadi perhatian juga adalah kecepatan menjalankan tugas.
"Tidak masalah siapa yang lebih pintar, tidak peduli siapa yang lebih kuat, pendidikan dan keterampilan adalah kunci. Tapi yang harus kita ingat, yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Yang responsif terhadap perubahan akan mengalahkan yang terlena dengan zona nyaman," terang Menaker.
Menaker juga menjelaskan, era digital akan menciptakan banyak peluang usaha serta menjadikan iklim usaha lebih kompetitif. Hal ini akan membuka peluang usaha yang lebih besar bagi masyarakat. Karena kegiatan usaha dan bisnis tidak lagi hanya mengandalkan kekuatan modal.
Guna menghadapi persaingan di era digital, Menaker menjelaskan bahwa Kemnaker telah melakukan penguatan pembangunan SDM dalam beberapa tahun terakhir.
Diantaranya, pada tahun 2019 program pemagangan telah memagangkan 210 ribu orang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kemudia, 257.240 orang ditingkatkan keterampilannya melalui PBK. Sedangkan program penigkatakan produktivitas telah membantu 18.800 orang yang ditingkatkan produktivitasnya.
"Selain itu, ada hampir 1 juta orang yang disertifikasi kapasitasnya dan kompetensinya," terang Menaker.
Selain itu, untuk menperkuat akses keterampilan, hingga tahun 2019, Kemnaker telah membangun 1.113 BLK Komunitas. Program ini akan ditambah sebanyak 2.OOO BLK Komunitas di tahun 2020.
Baca Juga: Buruh Demo Tolak Iuran BPJS Naik di Kemenaker, Hindari Jalan Gatot Soebroto
"Karena itulah kepemimpinan Presiden Jokowi di periode kedua ini berusaha menjadikan pembangunan SDM itu sebagai prioritas dan memperbaiki sistem pendidikan kita. Tujuannya apa? Tujuannya adalah Indonesia memiliki SDM yang terampil dan berkualitas," paparnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan