Suara.com - Pemerintah Jepang siap membantu proses pemulangan 78 WNI yang berada dalam kapal pesiar Diamond Princess di perairan Yokohama, apabila Pemerintah Indonesia nantinya memutuskan untuk mengevakuasi mereka.
"Kami belum mendapat informasi mengenai kebijakan Pemerintah Indonesia soal evakuasi WNI di kapal pesiar. Namun, kami akan siap dan senang untuk bekerja sama," kata Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii saat ditemui di sela perayaan Hari Ulang Tahun Kaisar di Jakarta, Selasa (18/2) malam.
Dubes Ishii kembali menegaskan bahwa keputusan mengevakuasi tetap menjadi kewenangan Pemerintah Indonesia. Terkait itu, Pemerintah Jepang akan memfasilitasi komunikasi antara Pemerintah Indonesia dan perusahaan yang mengelola kapal pesiar Diamond Cruise.
"Kami siap bekerja sama, tetapi kita tetap harus berkomunikasi dengan pihak kapal pesiar," ucap dia.
Menurut Dubes Ishii, 78 WNI yang berada di kapal pesiar seluruhnya adalah kru kapal. Namun, dia belum dapat memberi jumlah pasti WNI yang telah terjangkit virus corona (COVID-19).
"Situasinya berubah menit ke menit. Saya tidak dapat menyampaikan jumlah yang pasti telah terkonfirmasi terjangkit virus," kata Dubes Ishii.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, mengumumkan tiga dari 78 WNI yang berada dalam kapal pesiar Diamond Princess positif terjangkit virus corona. Dua dari tiga WNI yang terjangkit telah dirawat di rumah sakit di Kota Chiba, sementara satu lainnya masih dalam perjalanan menuju RS.
Akan tetapi, baik Retno maupun Ishii belum dapat memberikan informasi tempat dirawatnya satu WNI yang terinfeksi COVID-19 tersebut.
Sejauh ini, 75 WNI lainnya masih menjalani masa karantina dalam kapal pesiar Diamond Princess. Masa karantina itu akan berakhir pada Rabu (19/2) hari ini.
Baca Juga: 3 WNI di Kapal Diamond Princess Positif Corona Dilarikan ke Rumah Sakit
Sumber: Antara
Berita Terkait
-
Update Corona Covid-19: 75.198 Terinfeksi, 1.852 Kasus Baru Termasuk WNI
-
Virus Corona Masih Jadi Penyebab Tertekannya Harga Minyak Dunia
-
Terus Bertambah, Korban Tewas Virus Corona Kini Mencapai 2.000 Orang
-
Kunjungan Turis Mancanegara di Pantai Timang Gunungkidul Anjlok 50 Persen
-
Cerita Tim Lima KBRI Beijing Masuk ke Wuhan untuk Evakuasi WNI
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui