Suara.com - Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan banjir yang terjadi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) karena kapasitas saluran pembuangan air tidak dapat menampung air. Sehingga air meluap dan mengakibatkan alat-alat radiologi dan radioterapi terendam.
"Setelah kami cek, ternyata memang ada daya tampung taman yang dekat dengan ruangan radiologi yang karena tidak tertampung, kemduan air melimpah ke ruangan itu," kata Satriadi di RSCM Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Satriadi menjelaskan, pipa saluran pembuangan air terlalu kecil. Sehingga, debet air tak tertampung lagi dan hasilnya RSCM kebanjiran.
"Apa namanya kayak saluran ke pembuangan itu pipanya terlalu kecil. Jadi sementara kami tempatkan unit portable. Jadi kami bikin rekayasa baru lagi," kata Satriadi.
Meski demikian, Satriadi belum bisa memastikan apakah ada sumbatan pada pipa saluran pembuangan air tersebut atau tidak. Kekinian, pihak pemadam kebakaran telah menempatkan pompa porabel dan selang untuk mengantisipasi seandainya air kembali masuk.
"Kalau sumbatan tidak ya. Yang pasti kami sudah antisipasi dengan menempatkan pompa portabel dan selang baru lagi. Nanti seandainya ada curah hujan, saya sudah latih mereka untuk bisa mengoperasionalkan satu pompa," kata dia.
Sebelumnya Kepala Bagian Pemasaran RSCM Dr. Ananto mengatakan air mulai menggenang di sepanjang selasar Gedung RSCM sejak pukul 05.00 WIB dini hari. Alhasil, ruanangan radiologi dan radioterapi terkena dampak.
"Pada pukul 05.00 WIB telah terjadi genangan air setinggi mata kaki sekitar 8 cm akibat hujan yang cukup deras di sepanjang selasar Gedung GH RSCM, yang berdampak juga masuknya air tersebut ke beberapa ruangan seperti radiologi dan radioterapi," kata Ananto melalui keterangan tertulisnya.
Ananto mengatakan, pukul 08.00 WIB air sudah mulai surut. Dia mengkalim, pelayanan pasien di RSCM hingga kekinian tidak terganggu akibat banjir.
Baca Juga: Alat Medis RSCM Terendam Banjir, Menkes Terawan Perintah Langsung Keringkan
"Sampai saat ini pelayanan pasien di RSCM tidak terganggu dan tetap berjalan seperti biasa baik itu di ruang gawat darurat (IGD) maupun di ruang rawat inap," kata dia.
Berita Terkait
-
Alat Radiologi RSCM Terendam Banjir, Humas: Baru Pertama Kali Terjadi
-
Kesenian Ludruk Kartolo Bawa Pesan Mawas Bencana Banjir
-
Kritik Anies karena Banjir Jakarta, Jansen PD: Saya Waswas Tinggalkan Istri
-
Kronologi Air Banjir Jakarta Ikut Rendam Alat-alat Medis di RSCM
-
Anies Pamer Wajah Baru Jakarta, Yunarto Wijaya: Makan Tuh Jakarta Baru
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru