Suara.com - Ombudsman Republik Indonesia (RI) Perwakilan Sumatra Barat (Sumbar) menerima laporan masyarakat terkait dugaan penjualan masker dengan harga tinggi yang dilakukan oleh salah satu Apotek milik BUMN, yakni Apotek Kimia Farma di Kota Padang.
"Laporannya baru masuk tadi pagi dari masyarakat. (Yang dilaporkan adalah) Apotek Kimia Farma yang ada di daerah Jati, di Jalan Perintis Kemerdekaan," ujar Kepala Keasistenan Penerimaan dan Verifikasi Ombudsman RI Perwakilan Sumbar Yunesa Rahman saat dihubungi Covesia--jaringan Suara.com, Rabu (4/3/2020).
Menurutnya, harga masker yang dijual apotek milik perusahaan pelat merah ini mencapai dari Rp 250 ribu. Warga setempat pun mengeluhkan dengan tingginya harga masker menyusul ada dua WNI yang kini terjangkit virus Corona COVID-19.
"Masker itu diminta bayar Rp 250.000 (per kotak). Tetapi di kwitansi, cuma Rp 200.000. Masyarakat keberatan karena Kimia Farma kan BUMN. Harga biasanya kan Rp 25.000-Rp 30.000," kata dia.
Terpisah, Asisten Ombudsman Sumbar Adel Wahidi menjelaskan bahwa pihaknya sedang mempelajari kenaikan harga masker yang terjadi di Kota Padang. Menurut Ombudsman, kenaikan harga masker murni kenaikan permintaan dari masyarakat.
"Kami sedang pelajari, belum ada tanda-tanda penimbunan, menahan produksi, sehingga harga naik," ujarnya saat diwawancarai Covesia via WhatAspp.
Terkait laporan masyarakat tentang adanya ritel farmasi BUMN yang ikut-ikutan menaikkan harga masker tersebut, kata Adel, ada dugaan pihak apotek menggunakan kesempatan tertentu untuk meraup keuntungan.
"Saya kira, BUMN tidak akan mencatat keuntungan dengan cara demikian. Saat begini, malah seharusnya ikut membantu. Menjual eceran secara teratur guna memenuhi kebutuhan personal atau rumah tangga," ujarnya.
Sementara itu, Yunesa mengatakan bahwa dalam menindaklanjuti laporan masyarakat tersebut Ombudsman akan minta klarifikasi kepada PT Kimia Farma, Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, dan BPOM Provinsi Sumbar.
Baca Juga: Polisi Tangkap Dua Pemilik Ratusan Ribu Masker yang Ditimbun di Tangerang
"Kami langsung turun. Demikian informasi sementara. Untuk perkembangannya, nanti kami kabari," ujarnya.
Berita Terkait
-
Erick Thohir Minta Kimia Farma Tak Digosipkan Miring soal Harga Masker
-
Alvi Ananta, Biduan Penyanyi Lagu 'Corona' Minta Maaf
-
Corona Masuk Indonesia, Piala Davis di Senayan Jalan Terus
-
Cegah Virus Corona Covid-19, Pemprov Jakarta Larang Syuting Film dan Konser
-
Ragam Hoax Corona Covid-19, Sembuh Pakai Ganja Hingga Muncul di Buku Iqro
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya
-
Tongkat Estafet Tokoh Menko Polkam: Ada SBY, Mahfud MD, Wiranto, hingga Djamari Chaniago
-
Surat Pemakzulan Gibran Tidak Mendapat Respons, Soenarko Curigai Demo Rusuh Upaya Pengalihan Isu
-
Respons Viral Setop 'Tot Tot Wuk Wuk', Gubernur Pramono: 'Saya Hampir Nggak Pernah Tat Tot Tat Tot'
-
Minta Daerah Juga Tingkatkan Kualitas SDM, Mendagri Tito: Jangan Hanya Andalkan Kekayaan Alam
-
Fakta atau Hoaks? Beredar Video Tuding Dedi Mulyadi Korupsi Bareng Menteri PKP