Suara.com - Banyaknya jumlah pasien virus corona Covid-19 di Wuhan, China, ternyata juga menimbulkan masalah baru, yakni meningkatnya sampah medis di kota tersebut.
Pemerintah Kota Wuhan pun kewalahan mengelola sampah-sampah medis ini.
Salah satu perwakilan otoritas Kota Wuhan, Yan Zuhai mengatakan kepada media lokal Sixth Tone, "Menghadapi musuh besar ini, saat ini kapasitas penanganan sampah (medis) di kota sudah tidak memenuhi lagi."
Sebelum wabah melanda, Wuhan mampu mengolah 50 ton sampah medis per harinya menggunakan sistem yang mereka miliki.
Namun, sejak 24 Januari lalu sampah medis tersebut meningkat hingga empat kali lipat.
Membludaknya jumlah suspek corona di Wuhan membuat rumah sakit juga memproduksi sampah medis yang menumpuk. Bagaimana mereka mengelola sampah medis tersebut?
South China Morning Post menelusuri proses pengolahan sampah medis di Pusat Manajemen dan Pencegahan Polusi Radioaktif dan Sampah Padat Berbahaya Wuhan.
Di tempat tersebut, jumlah sampah medis yang terkumpul mencapai 100 ton per harinya.
Perusahaan pengelola sampah medis lokal turut membantu menyingkirkan sampah-sampah tersebut.
Baca Juga: Dipercaya Bisa Menangkal Virus Corona, Harga Jahe Merah Naik
Selain menghancurkannya secara hati-hati, aturan ketat juga diberlakukan kepada para petugas agar mereka tak terpapar virus corona dari sampah yang dikelola.
Jenderal Manajer Perusahaan Wuhan Beihuyunfeng Environmental Protection Technology, Mei Gang mengatakan, "Kami harus saling membantu. Kami adalah pemain utama disini. Sampah dari seluruh distrik dikirim ke sini."
Para petugas harus mengolah 400 kontainer sampah setiap harinya di perusahaan ini.
Sampah medis tersebut harus diolah secara manual sebelum diinsenerasi atau proses pembakaran hingga jadi abu.
Pengolahan secara manual dilakukan karena sampah medis berukuran kecil dan mudah pecah sehingga sulit untuk diproses menggunakan alat.
Selain itu, jika tidak diurai secara manual, sampah yang rentan pecah bisa mudah menginfeksi para petugas.
Berita Terkait
-
Kurangi Sampah Plastik Lautan, Apa Strategi Indonesia?
-
Tips Hidup Bersih Agar Tercegah dari Virus Corona
-
Tengku Zul Kritik Pemerintah, Beda Perlakuan Turis China dan WNI dari Wuhan
-
Virus Corona Merebak, Satelit Potret Perubahan Dramatis Langit Wuhan
-
6 Pasien Corona Sembuh, Dua Tenaga Medis China Menari di Depan RS
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Hasil 'Jatah Preman' Rp2,25 M, Gubernur Riau Palak Anak Buah buat Pelesiran ke London hingga Brasil
-
Hari Ini Bergerak Geruduk DPR, Demo Buruh KASBI Bakal Dijaga Ketat 1.464 Aparat
-
5 Fakta PNS Probolinggo Memperkosa Keponakan Hingga Korban Depresi
-
Inovasi AI yang Mendorong Kualitas Riset dan Akademik Indonesia
-
Terseret Kasus Ekspor CPO, Dua Raksasa Sawit Bayar Uang Pengganti Triliunan dengan Cara Dicicil!
-
MBG ala Jusuf Hamka, Makan Gratis yang Bikin Anak-Anak SD Tambora Senyum Ceria
-
Gubernur Riau Diduga Pakai Uang Pemerasan untuk Jalan-Jalan ke Inggris dan Brasil
-
KPK Lamban Ungkap Tersangka Korupsi Gubernur Riau, Apa Alasannya?
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara